Senin, 30 Mei 2016

MAKALAH PSIKOLOG ADOLESCENT

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 BAB I 3 PENDAHULUAN 3 1.1. Latar Belakang 3 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Tujuan 3 BAB II 4 PEMBAHASAN 4 2.1. Tinjauan Tentang Masa Puber 4 2.2 Ciri-Ciri Masa Puber 7 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Puber 9 BAB III 17 PENUTUP 17 3.1. Kesimpulan 17 DAFTAR PUSTAKA 18 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN ANAK GADIS MASA PUBERTAS DAN ADOLESCENE” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Psikologi Kebidanan”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan mengetahui bagaimanakah sebenarnya Perkembangan Anak Gadis Masa Pubertas Dan Adolescene. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Yogyakarta, 04 April 2016 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masa puber memang masa dimana seorang anak mulai matang secara fisik, nalar, kejiwaan. Terkadang anak merasa tertekan karena adanya perubahan yang berakibat pada aktivitas sehari-hari. Masa pubertas masa yang penuh dengan gejolak dan semangat yang menggebu-gebu. Mereka lebih mengutamakan emosi daripada penalarannya dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan. Aktivitas belajar adalah kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas belajar siswa terdiri dari aktivitas visual (membaca, menulis, dan memperhatikan), aktivitas Lisan (bercerita, tanya jawab, dan diskusi), aktivitas mendengarkan (mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan), aktivitas gerak (senam pagi, melukis), aktivitas menulis (mengarang, membuat makalah atau paper), aktivitas keterampilan (melakukan percobaan), aktivitas mental (menanggap, mengingat, memecahkan soal), dan aktivitas emosi (menaruh minat, perasaan senang atau bosan dalam kelas). dolesen (remaja) merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial. Perubahan ini terjadi dengan sangat cepat dan terkadang tanpa kita sadari. Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda-tanda seks sekunder, terjadinya pacu tumbuh, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan kelainan maupun penyakit tertentu bila tidak diperhatikan dengan seksama. Maturasi seksual terjadi melalui tahapan-tahapan yang teratur yang akhirnya mengantarkan anak siap dengan fungsi fertilitasnya, laki-laki dewasa dengan spermatogenesis, sedangkan anak perempuan dengan ovulasi. 1.2. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perkembangan anak gadis masa pubertas? 2. Apa yang dimaksud adolescene? 1.3. Tujuan 1. Dapat menjelaskan perkembagan anak gadis masa pubertas 2. Dapat menjelaskan adolescene BAB II PEMBAHASAN 2.1. Tinjauan Tentang Masa Puber 1. Pengertian Masa Puber Remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana individu berkembang dari pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Remaja mengalami perkembangan psikologi dan pola identifikasi dari anak-anak menuju dewasa. Dari sinilah terjadi peralihan dari ketergantungan menjadi lebih mandiri. Masa puber atau pubertas awal merupakan fase, dimana nilai hidup baru dicoba oleh anak menuju remaja. Anak-anak yang berusia 12 atau 13 tahun sampai dengan 19 tahun sedang berada dalam pertumbuhan yang mengalami masa remaja. Masa remaja termasuk masa penentuan, karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Apabila ditinjau dari segi perkembangan biologis, yang dimaksud remaja ialah mereka yang berusia 12 sampai dengan 21 tahun. Puber pada anak gadis lebih awal daripada anak laki- laki. Usia 12 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang gadis, ketika itu ia mengalami menstruasi yang pertama hingga mulai usia 19 tahun. Sedangkan usia 13 tahun merupakan awal pubertas bagi seorang anak laki-laki ketika ia mengalami mimpi yang tanpa disadarinya mengeluarkan sperma dan mengakhiri masa remajanya sekitar usia 21 tahun. Adapun untuk melihat kejiwaan seseorang dapat dilihat pada indikator di bawah ini: a. Periode Vital atau pada masa bayi usia 0 hingga 2 tahun b. Periode Estatis atau pada masa kanak-kanak usia 1 hingga 5 tahun c. Periode Intelektual atau pada masa anak-anak usia 6 hingga 12 tahun atau 1. masa Sekolah Dasar (SD) d. Periode Pueral atau masa remaja usia 12 hingga 14 tahun e. Periode Pubertas atau masa pubertas awal usia 14 hingga 17 tahun f. Masa Adolesensi Masa perkembangan memiliki rentan yang terus menerus berkembang. Orang Barat menyebut remaja dengan istilah “puber”, sedangkan orang Amerika menyebutnya “adolesensi”. Keduanya merupakan transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Remaja puber adalah masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditujukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Dan pribadi itulah yang menjadi pusat pikirannya. Pubertas awal atau puber adalah satu periode yang akan dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut dengan pubertas lanjut. Kepribadian anak pada usia puber masih bersifat kekanak-kanakan, namun kepribadian anak mulai tumbuh dan berkembang sehingga timbul kepercayaan diri dan mulai menemukan jati dirinya. Masa puber merupakan periode Strum Und Drang (masa penuh badai dan nafsu). Karena pada masa ini mereka berjuang untuk mandiri (menjadi aku yang berdiri sendiri). Remaja, dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh ke golongan orang dewasa. Oleh karena itu remaja sedang mengalamai perkembangan pesat, dari cara berpikir remaja ada di antara anak-anak dan orang dewasa. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan fungsi fisik maupun psikisnya secara maksimal. Pada usia puber mulai muncul sifat-sifat khas wanita dan laki-laki,yaitu sifat pasif menerima pada wanita dan sifat aktif berbuat pada anak laki- laki. Anak laki-laki selalu menampakkan diri dengan tingkah laku yang agresif, senantiasa menampakkan kehebatannya. Sebaliknya gadis puber tampak lebih terkendali oleh perasaan dan terikat pada tradisi serta peraturan-peraturan keluarga. Bersamaan dengan itu, anak mulai berani, rasa bimbang dan takutnyamulai menghilang sedikit demi sedikit. Baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan timbul keberanian untuk berbuat. Anak laki-laki sudah berani menuntut haknya untuk menetukan nasib sendiri, dan ikut menentukan segala keputusan. Sedangkan anak perempuan berusaha keras untuk disayang oleh siapapun, karena itu tingkah lakunya cenderung manja. Sehingga minat anak laki-laki dan anak perempuan mulai mengarah pada obyek yang berbeda.Lambat laun minat anak laki-laki lebih terarah pada hal-hal yang bersifat kebendaan, abstrak dan intelektual. Sedangkan minat anak perempuan lebih tertuju pada hal-hal yang bersifat pribadi, kongkrit dan emosional. Ada beberapa gejala-gejala yang dialami anak pada masa puber, antara lain : a.Kecenderungan untuk meniru Anak yang mengalami puber tidak terlepas dari kecenderungan untuk meniru. Karena hal ini merupakan bagian pencarian jati dirinya. Biasanya hal-hal yang menjadi kesukaannya untuk ditiru adalah mode pakaian dan kebiasaan bintang film yang menjadi idolanya. Seringkali mereka meniru tanpa mempertimbangkan kondisi sosial dimana mereka tinggal, juga tanpa melihat kepribadiannya, sehingga kerap kali tingkah lakunya menyimpang dari tatanan masyarakat yang sudah ada. Remaja usia ini sudah memiliki penilaian sendiri, bahwa apabila tidak mengikuti tren baru, dia akan dianggap sebagai orang yang kolot dan ketinggalan zaman. Kalau ada unsur positif dalam tiru meniru, maka baik untuk perkembangan remaja. Tetapi meniru yang negatif itulah yang paling banyak disukai remaja, seperti mengenakan rok mini dan tembus pandang bagi anak perempuan, begitu juga dengan anak laki-laki mereka suka keluar malam dan berpesta minum-minuman keras. b. Merasa bosan Anak dalam masa pubertas merasa bosan dengan permainan yang dahulu disenanginya, dengan pekerjaan sekolahnya dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Dia tidak segan-segan menunjukkan rasa bosannya dengan menolak melakukan kegiatan-kegiatan yang dulu dikerjakan dengan senang hati. c. Keinginan untuk menyendiri Anak puber tidak akan lagi pada teman-temannya, dia lebih senang mengasingkan diri di kamar. d. Kecenderungan mencari perhatian Pada masa remaja mulai mencari perhatian dari lingkungannya, berusaha mendapatkan status dan peranan seperti adanya kegiatan-kegiatan di di lingkungan sekitar. Pada masa puber bertingkah laku over-acting didepan umum. Bahkan bentuk pakaian pun dibuat model aneh-aneh yang tidak biasa dipakai masyarakat pada umumnya. Kecenderungan mencari perhatian seringkali berbuat pada hal yang negatif, Perilakunya meresahkan masyarakat, seperti membuat keributan atau perbuatan yang menyimpang dari tatanan sosial. e.Mulai tertarik pada lawan jenisnya Secara biologis manusia terdiri dari laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya. Diantara ciri khusus anak yang sedang mengalami masa puber adalah mulai tertarik pada lawan jenisnya. Anak laki-laki sudah berani menggoda anak perempuan. Begitu pula anak perempuan mulai pasang aksi, senang berdandan didepan cermin, bersolek secantik mungkin agar dapat menarik simpati dari lawan jenisnya. f. Mulai mencari idola Masa pubertas adalah masa kebingungan anak mencari idola untuk dijadikan model dan contoh dalam kehidupannya. Kebanyakan mereka mencari idola dari kalangan artis yang menjadi pujaannya, sehingga tidak heran bila kita memasuki kamar remaja, maka yang terpampang didinding kamarnya adalah poster-poster artis. Kebiasaan sang artis yang menjadi idolanya ditiru tanpa memilah apakah itu baik atau tidak. g. Selalu ingin mencoba terhadap hal-hal yang baru Masa pubertas adalah masa yang sangat mengkhawatirkan. Pada masa ini anak mencoba terhadap hal-hal yang baru ia kenal. Dan umumnya bersifat negatif, seperti ingin mencicipi minuman keras, narkoba, ganja bahkan melihat film porno yang menurut mereka dapat menimbulkan ketenangan dan kesenangan. Keingintahuan mereka mendorong anak pada masa puber ingin mencoba sesuatu yang dilarang untuk dikerjakan. Pada masa puber, mereka ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orang dewasa dapat pula dilakukan oleh remaja, sehingga terjadi kesenjangan perbuatan yang dilakukan remaja puber. h.Emosinya mudah meluap Masa puber merupakan rentang masa penuh gejolak dan gelora semangat yang menggebu-gebu. Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya dengan keadaan perubahan hormon. Pada masa ini mereka semangat berkreatif menyalurkan bakat dan hobinya. Bersamaan dengan itu emosinya mudah keluar, hal ini dikarenakan keseimbangan jiwanya masih labil. Mereka lebih mengutamakan emosi terlebih dahulu daripada penalarannya dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan. Terkadang mereka senang berkelahi dan menjadi brutal dikarenakan penyaluran emosinya tidak pada tempatnya, sehingga tingkah lakunya cenderung bersifat merusak. Adapun cara yang efektif untuk mengendalikan emosi mereka adalah dengan memberikan bimbingan akhlak yang mulia, pendidikan agama serta perhatian dari orang tua. i.Aktivitas berkelompok Remaja dalam kehidupan sosial sangat ter tarik kepada kelompok.Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitan atau masalah dengan berkumpul-kumpul melakukan kegiatan bersama. j. Mengkhayal Keinginan remaja puber untuk menjelajah dan bertualang tidak semuanya tersalurkan. Akibatnya mereka menyalurkan keinginanya dengan berkhayal. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada soal prestasi, sedang ramaja putri lebih ke arah romantika hidup. Khayalan ini tidak selamanya bersifat negatif. Sebab khayalan ini kadang-kadang menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya tumbuh ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan. Anak puber juga senang duduk melamun, semakin banyak anak melamun, semakin sukar dia dapat mengadakan penyesuaian-penyesuaian. 2.2 Ciri-Ciri Masa Puber Ciri-ciri masa puber adalah : a. Ciri kelamin primer, yaitu ciri-ciri yang pertama nampak dari luar. Diantaranya : 1) Kelenjar bagi anak laki-laki mulai menghasilkan cairan yang terdiri atas sel-sel sperma dan bagi anak perempuan kelenjar kelaminnya mulai menghasilkan sel telur. 2) Anak laki-laki mengalami mimpi basah sedangkan anak perempuan mengalami menstruasi. 3) Tubuh mulai berkembang, sehingga tampak pada anak laki-laki dadanya bertambah dengan otot-otot yang kuat dan anak perempuan pinggulnya mulai melebar. b. Ciri-ciri kelamin sekunder, antara lain : 1) Mulai tumbuhnya rambut-rambut di bagian-bagian tertentu baik anak laki-laki maupun anak perempuan. 2) Anak laki-laki lebih banyak bernafas dengan perut sedangkan anak perempuan lebih banyak bernafas dengan dada. 3) Suara mulai berubah menjadilebih besar atau parau. 4) Wajah anak laki-laki lebih tampak persegi sedangkan wajah anak perempuan lebih tampak membulat. c. Ciri-ciri kelamin tertier, antara lain : 1) Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah, sehingga cara berjalan anak laki-laki dan anak perempuan mengalami perubahan. Anak laki-laki tampak lebih kaku dan kasar, sedang anak perempuan tampak lebih canggung. 2) Mulai menghias diri, baik anak laki-laki maupun anak perempuan berusaha menarik perhatian dengan memamerkan segala perkembangannya, tetapi dengan malu-malu. 3) Sikap batinnya kembali mengarah ke dalam, sehingga timbul rasa percaya diri. 4) Perkembangan tubuhnya mencapai kesempurnaan dan kembali harmonis. Menurut Samuel Soetioe, ciri-ciri pubertas yang terpenting adalah sebagai berikut : a. Mencari pergaulan di luar keluarga, usaha melepaskan diri dari ikatan keluarga b. Minat subyektif dan sosial, timbul ke dalam batin sendiri c. Kepribadian tumbuh dan si puber menemukan diri sendiri, ia mulai meneliti hidupnya Penemuan nilai-nilai, sikapnya menjadi emosional d. Daya pikir melepaskan sifat-sifat konkrit dan menuju sifat-sifat abstrak e. Perkembangan anak laki-laki dan anak perempuan berbeda f. Anak puber mengalami sikap ketidak-tenangan, tidak seimbang dan menunjukkan sifat yang bertentangan. Ada tanda-tanda tertentu bagi anak laki-laki maupun anak perempuan yang mengalami puber, diantaranya adalah : a. Pertumbuhan badannya yang pesat dan menyerupai badan orang dewasa b. Kelenjar kelamin sudah berfungsi dan matang c. Pada anak laki-laki suaranya membesar dan tumbuh bulu di bagian tertentu pada tubuhnya d. Pada anak perempuan pinggul tampak membesar serta buah dadanya mengembang dan tumbul bulu pada bagian tertentu e. Perkembangan rohani (jiwanya) belum mencapai kemantapan. Ada beberapa sifat yang menonjol pada masa puber. Remaja pada masa ini ingin menyusun pendirian yang baru sehingga pendapat lama ditinggalkan, suka menyembunyikan isi hatinya dan adanya perbedaan sikap antara anak laki-laki dan anak perempuan. Yakni bagi anak laki-laki sikapnya lebih aktif memberi,melindungi dan menolong, ingin memberontak dan mengkritik, ingin mencari kemerdekaan berpikir, bertindak dan memperoleh hak untuk bicara, minatnya tertuju pada hal-hal yang abstrak, suka meniru dan memuja kepandaian yang dimiliki seseorang daripada orangnya. Sedangkan bagi anak perempuan sikapnya suka dilindungi dan ditolong, dorongan itu dilunakkan oleh perasaan terikat kepada aturan-aturan dan tradisi, ingin dicintai dan menyenangkan hati orang lain, tidak ingin meniru, lebih suka bersikap pasif, minatnya ditujuakan kepada hal-hal yang nyata dan langsung memuja orangnya. 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Puber A. Faktor Pertumbuhan Fisik Faktor pertumbuhan fisik terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu, diantaranya adalah sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tua dan kematangan. Secara sepintas pertumbuhan fisik seolah- olah seperti sudah direncanakan oleh faktor kematangan. Meskipun anak itu diberi makanan yang bergizi tinggi tetapi pada saat kematangan belum sampai, maka pertumbuhan akan tertunda. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak, yaitu kesehatan, faktor gizi yang erat hubungannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga dan faktor lingkungan. B. Faktor Perkembangan Emosi Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah : 1. Perubahan jasmaniPerubahan jasmani yang ditunjukkan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh ketidakseimbangan tubuh sering berakibat tak terduga pada perkembangan emosi remaja. 2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua Pola asuh orang tua terhadap remaja sangat bervariasi. Ada yang pola asuhnya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat otoriter, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang penuh cinta kasih. Perbedaan pola asuh orang tua seperti ini dapat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. 3. Perubahan interaksi dengan teman sebaya Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dengan membentuk semacam geng. Faktor yang sering menimbulkan masalah emosi pada masa ini adalah hubungan cinta dengan teman lawan jenis. 4. Perubahan pandangan luar Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah pandangan dunia luar dirinya. Ada sejumlah perubahan pendangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu :  Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang-kadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka dianggap anak kecil sehingga menimbulkan kejengkelan pada diri remaja.  Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja laki-laki memiliki banyak teman perempuan, mereka mendapat predikat populer dan mendatangkan kebanggaan. Sebaliknya, apabila remaja perempuan mempunyai banyak teman laki-laki sering dianggap atau mendapat predikat tidak baik. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan remaja emosional.  Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab, yaitu denga cara melibatkan remaja dalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral. 5. Perubahan interaksi dengan sekolah Pada masa anak-anak sebelum beranjak remaja sekolah merupakan tempat yang diidealkan oleh mereka. Para guru merupakan tokoh yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Posisi guru semacam ini sangat strategis apabila digunakan untuk pengembangan emosi anak melalui penyampaian materi-materi yang positif. C. Faktor perkembangan hubungan sosial 1. Lingkungan keluarga Ada sejumlah faktor dari dalam keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayang , diterima dan kebebasan untuk menyatakan diri. Dengan kata lain, yang sangat dibutuhkan remaja dalam perkembangan sosialnya adalah kehidupan iklim keluarga yang kondusif. Iklim kehidupan keluarga mengandung tiga unsur, yakni : a) Karakteristik khas internal keluarga yang berbeda dari keluarga lainnya. b) Karakteristik tersebut dapat mempengaruhi perilaku individu dalam keluarga remaja itu. c) Unsur kepemimpinan dan keteladanan kepala keluarga, sikap dan harapan individu di dalam keluarga. Karena remaja hidup dalam suatu kelompok individu yang dsebut sebagai keluarga, salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi perilaku remaja adalah interaksi antar anggota keluarga. Harmonis tidaknya keluarga akan mempengaruhi perkembangan sosila remaja yang ada dalam keluarga. 2. Lingkungan sekolah Kehadiran di sekolah merupakan perluasan lingkungan sosialnya dalam proses sosialisasi dan sekaligus faktor lingkungan baru yang sangat menantang atau bahkan mencemaskan dirinya. Para guru dan teman-teman sekelas membentuk suatu sistem yang kemudian menjadi semacam lingkungan norma bagi remaja. Ada empat tahap proses penyesuaian diri yang harus dilalui oleh anak selama membangun hubungan sosialnya, yaitu sebagai berikut : a) Anak dituntut agar tidak merugika orang lain serta menghargai dan menghormati hak orang lain. b) Anak dididik untuk menaati peraturan-peraturan da menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok. c) Anak dituntut lebih dewasa di dalam melakukan interaksi sosial berdasarkan asas saling memberi dan menerima. d) Anak dituntut untuk memahami orang lain. Keempat tahap proses penyesuaian diri berlangsung dari proses yang sederhana ke proses yang semakin kompleks dan semakin menuntut penguasaan respon anak. Dari sinilah sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat remaja hidup dalam kesehariannya. Sebagaimana keluarga, sekolah juga memiliki potensi memudahkan atau menghambat perkembangan hubungan sosial remaja. Lingkungan sekolah yang kurang positif dapat menciptakan hambatan bagi perkembangan hubungan sosial remaja. Dan sekolah yang kehidupan lingkungannya bagus dapat memperlancar bahkan memacu perkembangan hubungan sosial remaja. 3. Lingkungan masyarakat Salah satu masalah yang dialami oleh remaja dalam proses sosialisasinya adalah bahwa tidak jarang masyarakat bersikap tidak adil terhadap remaja. Remaja dianggap anak kecil atau belum mampu menghadapi berbagai masalah sehingga menimbulkan kekecewaan pada remaja. Remaja tengah mengarungi perjalanan masa mencari jati diri sehingga faktor keteladanan dan norma-norma dalam masyarakat juga menjadi bagian terpenting dalam perkembangan remaja. Karena masa remaja adalah masa untuk menentukan identitas dan menentukan arah, tetapi masa ini bertambah sulit oleh adanya kontradiksi dalam masyarakat. Apalagi remaja senantiasa ingin seiring sejalan dengan trend yang sedang berkembang dalam masyarakat. D. Faktor perkembangan nilai, moral dan sikap Nilai, moral dan sikap adalah aspek-aspek yang berkembang pada diri individu melalui interaksi antara aktivitas internal dan pengaruh eksternal. Pada awalnya seorang anak belum memiliki nilai-nilai dan pengetahuan tentang nilai moral tertentu tentang apa yang dipandang baik atau tidak baik oleh kelompok sosialnya. Selanjutnya dalam berinteraksi dengan lingkungan, anak mulai belajar mengenai berbagai aspek kehidupan yang berkaitan dengan nilai, moral dan sikap. Dalam hal ini, lingkungan merupakan faktor yang besar pengaruhya bagi perkembangan nilai, moral dan sikap. Remaja yang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang penuh rasa aman, akan menjadi remaja yang memiliki moralitas tinggi. 4. Tugas Perkembangan Pada Masa Remaja Sebagai lanjutan dari perkembangan, diharapkan seorang remaja telah memiliki kemampuan untuk : 1. Menerima keadaan fisiknya, dan menerima peranannya sebagai pria atau wanita. 2. Menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya. 3. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tuanya, juga orang dewasa lainnya. 4. Memperoleh kepastian dalam hal kebebasan pengaturan untuk dirinya. 5. Memilih dan mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan atau jabatan. 6. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dan konsep-konsep intelektual yang diperlukan sebagai warga negara. 7. Menginginkan dan dapat berperilaku yang diperbolehkan oleh masyarakat. 8. Mempersiapkan diri untuk memasuki hidup dan lingkungan baru. 9. Menyusun nilai-nilai kata hati yang sesuai dengan gambaran dunia, yang diperoleh dari ilmu pengetahuan yang memadai. E. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar Siswa 1. Pengertian Aktivitas Belajar Belajar adalah aktivitas yang tidak pernah lepas dari pendidik dan peserta didik. Begitu juga pada proses pertumbuhan dan perkembangan remaja, mereka sebagai anak didik membutuhkan belajar untuk mengerti dan memahami sesuatu yang baru. Pembelajaran dalam kelas akan melibatkan guru sebagai pendidik dan murid sebagai yang di didik. Pada prinsipnya belajar adalah perubahan dari seseorang. Perbuatan belajar mengakibatkan perubahan yang bersifat positif dan aktif. Belajar adalah suatu proses aktif. Aktif disini adalah bukan hanya aktivitas yang nampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitas-aktivitas mental, seperti proses berpikir, mengingat dan sebagainya. Siswa atau peserta didik adalah suatu organisme yang hidup. Dalam dirinya terkandung banyak kemungkianan dan potensi yang hidup dan sedang berkembang. Dalam diri masing-masing siswa tersebut terdapat prinsip “aktif” yakni keinginan berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif mengendalikan tingkah lakunya. Pendidikan atau pembelajaran perlu mengarahkan pada tingkah laku menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup perlu mandapatkan kesempatan berkembang ke arah tertentu. Siswa memiliki kebutuhan-kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang perlu mendapat pemuasan, dan oleh karenanya menimbulkan dorongan berbuat atau tindakan tertentu. Setiap saat kebutuhan itu bisa berubah dan bertambah sehingga varietasnya bertambah besar. Dengan sendirinya perbuatan itu menjadi beragam. Pendidikan modern lebih menitik-beratkan pada aktivitas sejati , dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang melibatkan anak didik dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Anak didik merupakan pribadi yang sedang tumbuh dan berkembang, oleh karena itu tugas pendidikan yang utama adalah memberikan bimbingan agar pertumbuhan anak didik dapat berlangsung secara optimal. Aktivitas belajar merupakan kegiatan atau kesibukan yang dapat menimbulkan perbuatan belajar. dengan demikian pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan yang mengarah kepada perbuatan belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang untuk memperoleh suatu kecakapan baru. Aktivitas bagian yang sangat penting dalam proses belajar, sebab kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi apabila tidak ada aktivitas. Kegiatan tidak hanya diperlukan untuk mempelajari hal-hal tertentu melainkan semua pelajaran. Aktivitas belajar siswa adalah inti dari kegiatan belajar di sekolah. Karena belajar merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap. Perubahan-perubahan tersebut timbul melalui tahap-tahap yang saling berhubungan. Dalam proses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu : a. Tahap informasi (tahap penerimaan materi) Dalam tahap informasi, seorang siswa sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari. Diantara informasi yang diperoleh tersebut ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi menambah, memperhalus dan memperdalam pengetahuan yang sebelumnya telah dimiliki. b. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi) Informasi yang telah diperoleh, dianalisis, diubah atau ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrak supaya dapat dimanfaatkan bagihal-hal yang lebih luas. Bagi siswa pemula tahap ini akan berlangsung sulit apabila tidak disertai dengan bimbingan guru. c. Tahap evaluasi (tahap penilaian materi) Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sejauh mana informasi yang telah ditransformasikan dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau memecahkan masalah yang dihadapi. 2. Jenis-jenis Aktivitas Belajar Adapun jenis-jeni aktivitas belajar antara lain : • Aktivitas visual (visual activities), seperti membaca, menulis, dan memperhatikan • Aktivitas Lisan (oral activities), seperti menyatakan, merumuskan,bercerita, tanya jawab, dan diskusi • Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan guru, ceramah, pengarahan • Aktivitas menulis (writing activities), seperti mengarang, membuat makalah atau paper. • Aktivitas menggambar (drawing activities), seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. • Aktivitas keterampilan (motor activities), seperti melakukan percobaan, membuat model, bermain, berkebun. • Aktivitas mental (mental activities), seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal. • Aktivitas emosi (emotional activities), seperti menaruh minat, perasaan senang atau bosan dalam kelas). Masing-masing jenis aktivitas diatas memiliki kadar atau bobot tersendiri bergantung pada segi tujuan mana yang akan dicapai pada tujuan belajar. aktivitas kegiatan belajar mengajar, siswa hendaknya memiliki peran dan keterlibatan yang lebih tinggi selama pembelajaran berlangsung. Adanya klasifikasi aktivitas, menunjukkan aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Apabila berbagai macam aktivitas tersebut dapat diciptakan dan dilaksanakan pada semua sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. a) Mendengarkan Seseorang menjadi belajar tergantung ada atau tidaknya kebutuhan atau motivasi. Seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengarkan secara aktif dan bertujuan. Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang. b) Memandang Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dapat kita pandang, akan tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar. Apabila kita memandang atau melihat segala sesuatu dengan tujuan tertentu untuk mencapai tujuan perkembangan dari kita, maka hal demikian adalah belajar. c) Meraba, Membau, dan Mencicipi Aktivitas meraba, membau dan mencicipi dikatakan belajar apabila aktivitas-aktivitas tersebut didorong oleh kebutuhan, motivasi mencapai tujuan untuk memperoleh perubahan tingkah laku. d) Menulis atau Mencatat Aktivitas mencatat yang bersifat menurun, menjiplak atau mengcopy, adalah tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk belajar adalah seseorang mencatat dengan menyadari tujuan dan kebutuhannya yang berguna bagi pencapaian tujuan belajar. e) Membaca, yaitu membaca sebagai kebutuhan dalam belajar. Membuat Ikhtisar atau Ringkasan dan Menggaris Bawahi Untuk keperluan yang intensif, bagaimanapun juga hanya membuat ikhtisar saja tidak cukup. Pada saat membaca, hal-hal yang penting kita beri garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu kita dalam usaha menemukan kembali wacana di kemudian hari. f) Mengamati Tabel-tabel, diagram-diagram dan Bagan-bagan Dalam buku ataupun lingkungan lain sering kita jumpai tabel-tebel diagram atau bagan-bagan. Semua itu dapat membantu pemahaman kita tentang sesuatu hal. g) Mengingat Mengingat yang termasuk aktivitas belajar adalah yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan balajar lebih lanjut serta mengingat yang ditujukan pada aktivitas belajar lainnya. h) Berpikir Berpikir adalah aktivitas belajar. Dengan berpikir, seseorang memperoleh penemuan baru dan mengetahui tentang sesuatu. i) Latihan atau Praktek. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Belajar Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni : • Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa, • Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa, • Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang , meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan mempelajari materi pelajaran. Aspek fisiologis 1. Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan kemampuan belajar siswa. demikian pula jika kesehatan rohani (jiwa) mengalami gangguan pikiran, perasaan kacau dan sebagainya dapat mengurangi semangat aktivitas belajar siswa. Aspek Psikologis 1. Intelegensi dan bakat Seseorang yang memiliki intelegensi yang baik, umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya orang yang intelegensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam belajar. Selanjutnya orang yang memiliki intelegensi yang baik didukung dengan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka belajar dan hasilnya akan sukses dibandingkan dengan orang yang memilki intelegensi tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut. 2. Minat dan Motivasi Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa. minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati nurani. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dalam aktivitas belajar siswa. Motivasi berbeda dengan minat, yakni daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan yang berasal dari dalam diri atau luar seseorang. Motivasi datang karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Atau dapat juga karena dorongan bakat yang dimiliki siswa. kuat lemahnya motivasi belajar akan mempengaruhi keberhasilannya. 3. Cara belajar Cara belajar seseorang juga dapat mempengaruhi pencapaian aktivitas atau kegiatan siswa belajar. belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis dan ilmu kesehatan, akan memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Karena itu diusahakan setiap melakukan aktivitas atau kegiatan belajar dijauhkan semua dari gangguan-gangguan agar materi pelajaran dapat diterima dan disimpan dengan baik. 4. Sikap siswa Sikap adalah gejala internal berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif. Sikap siswa yang positif berdampak pada proses belajar mengajar secara maksimal. Begitu juga sebaliknya, sikap siswa yang negatif dapat menghambat tujuan materi pelajaran yang akan disampaikan. BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Proses menjadi dewasa akan dilalui setiap anak dalam pertumbuhannya, meliputi berbagai aspek di antaranya aspek hormonal, aspek fisik, dan aspek psikososial. Pada anak laki-laki awitan pubertas terjadi pada usia sembilan tahun, sedangkan pada anak perempuan terjadi pada usia delapan tahun, masing-masing ditandai oleh pembesaran testis dan pertumbuhan tunas payudara. Berbagai teori dikemukakan tentang awitan pubertas akan tetapi belum ada kesepakatan tentang faktor-faktor yang menginisiasi pubertas. Proses pubertas dilalui secara sekuensial dengan urutan yang hampir sama. Secara psikososial, pertumbuhan pada masa remaja (adolescent) dibagi dalam tiga tahap yaitu early, middle, dan late adolescent dengan karakteristiknya masing-masing. karakteristiknya masing-masing. DAFTAR PUSTAKA  Diunduh dari http://highered.mcgraw-hill.com/sites  Batubara JRL. Age et menarche and differences in several region of Indonesia [Tesis]. Unpublished data  Christie D, Viner R. ABC of adolescent: adolescent development. BMJ 2005;30:301  American Academy of Child Psychiatry. Adolescent development transition [Diakses 10 Oktober 2009].  Diunduh dari http://www.aacap.org.  Anderson LM. Adolescent development transition  [Diakses 10 Oktober 2009]. Diunduh dari http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article.

MAKALAH TENTANG JAMU

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas berkah rahmatnya kami dapat menyusun tugas makalah Pengobatan Tradisional “JAMU” Terima kasih kami ucapkan kepada ibu Novi selaku pengampuh mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar(ISBD).Terima kasih kami ucapkan juga kepada teman-teman kelompok yang telah berpartisipasi untuk mengerjakan tugas ini dengan baik. Menyadari makalah ini belum begitu sempura oleh kerena itu kami mohon kritik dan saran dari teman-teman. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkan. Terima kasih. Yogyakarta, 26 April 2016 Daftar Isi Kata pengantar............................................................................................................... 1 Daftar Isi........................................................................................................................ 2 BAB I PENDAHULUAN a. Latar belakang......................................................................................................... 3 b. Tujuan...................................................................................................................... 3 c. Rumusan Masalah................................................................................................... 3 BAB II TINJAUAN TEORI a. Pengertian Jamu...................................................................................................... 4 b. Macam-macam Jamu.............................................................................................. 4 c. Kelebihan dan kekurangan Jamu.............................................................................9 d. Peringatan Dalam Menggunakan Obat Tradisional...............................................10 BAB III PENUTUP a. Kritik...................................................................................................................... 11 b. Saran ......................................................................................................................11 c. Kesimpulan............................................................................................................11 Daftar pustaka...............................................................................................................12   BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Obat tradisional Indonesia telah berabad-abad lamanya dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banayak bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia. Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Semakin maraknya penggunaan obat tradisional berdasarkan khasiat yang turun temurun semakin memperluas kesempatan terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada beberapa jamu yang mengandung bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang penambahannya baik sengaja maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional. Oleh karena itu, maka diperlukan adanya analisis terhadap sediaan jamu yang beredar dipasaran yang meliputi analisis makroskopik dan mikroskopik serta analisis kimia untuk melindungi masyarakat luas dari peredaran obat tradisional yang mengandung simplisia palsu maupun bahan kimia obat. b. Tujuan Mengetahui macam-macam jamu Mengetahui manfaat dan dampak konsumsi jamu c. Rumusan Masalah Ø Apa yang dimaksud dengan jamu? Ø Apa manfaat jamu bagi kesehatan? Ø Apa dampak penggunaan jamu bagi kesehatan? BAB II TINJAUAN TEORI A.Pengertian Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya.Jamu (herbal medicine) sebagai salah satu bentuk pengobatan tradisional, memegang peranan penting dalam pengobatan penduduk di negara berkembang. Diperkirakan sekitar 70-80% populasi di negara berkembang memiliki ketergantungan pada obat tradisional (Wijesekera, 1991; Mahady, 2001).Secara umum jamu dianggap tidak beracun dan tidak menimbulkan efek samping. Khasiat jamu telah teruji oleh waktu, zaman dan sejarah, serta bukti empiris langsung pada manusia selama ratusan tahun (Winarmo, 1997).Jamu gendong pada umumnya digunakan untuk maksud menjaga kesehatan. Orang membeli jamu gendong seringkali karena kebiasaan mengonsumsi sebagai minuman kesehatan yang dikonsumsi sehari-hari. B.Macam-macam Jamu 1. Jamu beras kencur Jamu beras kencur berkhasiat dapat menghilangkan pegal-pegal pada tubuh dan sebagai tonikom atau penyegar saat habis bekerja. Dengan membiasakan minum jamu beras kencur, tubuh akan terhindar dari pegal-pegal dan linu yang biasa timbul bila bekerja terlalu payah. Selain itu, beras kencur bisa meringankan batuk dan merupakan seduhan yang tepat untuk jamu batuk. Bahan baku Dalam pembuatan jamu beras kencur, terdapat beberapa variasi bahan yang digunakan, namun terdapat dua bahan dasar pokok yang selalu dipakai, yaitu beras dan kencur. Kedua bahan ini sesuai dengan nama jamu, dan jamu ini selalu ada meskipun komposisinya tidak selalu sama di antara penjual jamu. Bahan-bahan lain yang biasa dicampurkan ke dalam racikan jamu beras kencur adalah biji kedawung, rimpang jahe, biji kapulogo, buah asam, kayu keningar, kunir. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih. Cara pengolahan Pada umumnya tidak jauh berbeda, mula-mula beras disangan (disangrai), selanjutnya ditumbuk sampai halus. Bahan-bahan lain sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Kedua bahan ini kemudian dicampur, ditungkan air mendidih untuk mengambil sarinya diperas dan disaring dengan saringan atau diperas melalui kain pembungkus bahan. Selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol atau termos. 2. Jamu Cabe Puyang Jamu cabe puyang dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'pegal linu'. Artinya, untuk menghilangkan cikalen, pegal, dan linu-linu di tubuh, terutama pegal-pegal di pinggang. Namun, ada pula yang mengatakan untuk menghilangkan dan menghindarkan kesemutan, menghilangkan keluhan badan panas dingin atau demam. Seorang penjual mengatakan minuman ini baik diminum oleh ibu yang sedang hamil tua dan bayi yang lahir jika minum jamu cabe puyang secara teratur tiap hari bayi akan bersih dan bau tidak amis. Jamu cabe puyang banyak mengandung zat besi dan berkasiat untuk menambah butiran darah merah bagi yang kurang darah atau anemia. Bahan baku Bahan dasar jamu cabe puyang adalah cabe jamu dan rimpang lempuyang. Tambahan bahan baku lain dalam jamu cabe puyang sangat bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya. Bahan lain yang ditambahkan antara lain adas, pulosari, rimpang kunir, biji kedawung, keningar dan asam kawak. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan kadangkala mereka juga mencampurkan gula buatan serta dibubuhkan sedikit garam. Cara pengolahan Pada umumnya tidak jauh berbeda, yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih dan dibiarkan sehingga dingin, jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk menggunakan lumpang dan alu besi atau batu. Seluruh bahan ini kemudian diperas melalui saringan ke dalam air matang yang sudah tersedia. Selanjutnya, ramuan yang diperoleh diaduk rata kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol. 3. Jamu Kudu Laos Menurut sebagian besar penjual jamu, khasiat jamu kudu laos adalah untuk menurunkan tekanan darah. Tetapi, ada pula yang mengatakan untuk melancarkan peredaran darah, menghangatkan badan, membuat perut terasa nyaman, menambah nafsu makan, melancarkan haid, dan menyegarkan badan. Bahan baku Bahan utama kudu laos, adalah Buah mengkudu, rimpang laos, Merica, asam kawak, cabe jamu, bawang putih, kedawung, garam secukupnya, gula jawa bisa juga ditambah gula pasir. Cara pengolahan Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu yaitu pertama-tama air direbus sampai mendidih sejumlah sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu kemudian diperas dan disaring dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan. 4. Jamu Kunir Asam Jamu kunir asam dikatakan oleh sebagian besar penjual jamu sebagai jamu 'adem-ademan atau seger-segeran' yang dapat diartikan sebagai jamu untuk menyegarkan tubuh atau dapat membuat tubuh menjadi dingin. Ada pula yang mengatakan bermanfaat untuk menghindarkan dari panas dalam atau sariawan, serta membuat perut menjadi dingin. Seorang penjual jamu mengatakan bahwa jamu jenis ini tidak baik dikonsumsi oleh ibu yang sedang hamil muda sehubungan dengan sifatnya yang memperlancar haid. Ada pula penjual jamu yang menganjurkan minum jamu kunir asam untuk melancarkan haid. Bahan baku Penggunaan bahan baku jamu kunir asam pada umumnya tidak jauh berbeda di antara pembuat. Perbedaan terlihat pada komposisi bahan penyusunnya. Jamu dibuat dengan bahan utama buah asam ditambah kunir/kunyit, namun beberapa pembuatnya ada yang mencampur dengan sinom (daun asam muda), temulawak, biji kedawung, dan air perasan buah jeruk nipis. Sebagai pemanis digunakan gula merah dicampur gula putih dan seringkali mereka juga mencampurkan gula buatan, serta dibubuhkan sedikit garam. Cara pengolahan Pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu direbus sampai mendidih dan jumlahnya sesuai kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), dimasukkan ke dalam air mendidih dan direbus sampai mendidih beberapa saat. Selanjutnya, ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Rebusan yang diperoleh dibiarkan sampai agak dingin, kemudian disaring dengan saringan. Rebusan yang sudah disaring dibiarkan dalam panci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan. 5. Jamu Sinom Manfaat, bahan penyusun, serta cara pembuatan jamu sinom tidak banyak berbeda dengan jamu kunir asam. Perbedaan hanya terletak pada tambahan bahan sinom. Bahkan, beberapa penjual tidak menambahkan sinom, tetapi dengan cara mengencerkan jamu kunir asam dengan mengurangi jumlah bahan baku yang selanjutnya ditambahkan gula secukupnya. 6. Jamu Pahitan Jamu pahitan dimanfaatkan untuk berbagai masalah kesehatan. Penjual jamu memberikan jawaban yang bervariasi tentang manfaat jamu ini, namun utamanya adalah untuk gatal-gatal dan kencing manis. Penjual yang lain mengatakan manfaatnya untuk 'cuci darah', kurang nafsu makan, menghilangkan bau badan, menurunkan kolesterol, perut kembung/sebah, jerawat,pegal,dan pusing. Bahan baku Bahan baku dasar dari jamu pahitan adalah sambiloto. Racikan pahitan sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri dari sambiloto, tetapi ada pula yang menambahkan bahan-bahan lain yang rasanya juga pahit seperti brotowali, widoro laut, doro putih, dan babakan pule. Ada pula yang mencampurkan bahan lain seperti adas dan atau empon-empon (bahan rimpang yang dipergunakan dalam bumbu masakan). Ramuan jamu pahitan sebaiknya dicampur dengan berbagai rempah-rempah dan empon-empon, jika ramuan tidak dicampur dengan berbagai rempah-rempah dan empon-empon ada indikasi kurang baik untuk kesehatan. Cara pengolahan Pembuatan jamu pahitan adalah dengan merebus semua bahan ke dalam air sampai air rebusan menjadi tersisa sekitar separuhnya. Cara ini dimaksudkan agar semua zat berkhasiat yang terkandung dalam bahan dapat larut ke dalam air rebusan. Sebagai hasil akhirnya, diperoleh rebusan dengan rasa sangat pahit. Khusus jamu pahitan, tidak diberikan gula atau bahan pemanis lain. Sebagai penawar rasa pahit, konsumen minum jamu gendong lain yang mempunyai rasa manis dan segar seperti sinom atau kunir asam. 7. Jamu Kunci Suru Jamu kunci suruh dimanfaatkan oleh wanita, terutama ibu-ibu untuk mengobati keluhan keputihan (fluor albus). Sedangkan manfaat lain yaitu untuk merapatkan bagian intim wanita (vagina), menghilangkan bau badan, mengecilkan rahim dan perut, serta dikatakan dapat menguatkan gigi. Bahan baku Bahan baku jamu ini sesuai dengan namanya, yaitu rimpang kunci dan daun sirih. Biasanya selalu ditambahkan buah asam yang masak. Beberapa penjual jamu menambahkan bahan-bahan lain yang biasa digunakan dalam ramuan jamu keputihan atau jamu sari rapat seperti buah delima, buah pinang, kunci pepet, dan majakan. Dalam penelitian ini, ditemukan bahan lain yang ditambahkan, yaitu jambe, manis jangan, kayu legi, beluntas, dan kencur. Sebagai pemanis digunakan gula pasir, gula merah, dan dibubuhkan sedikit garam. Cara pengolahan Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu air direbus sampai mendidih sesuai dengan kebutuhan. Bahan-bahan sesuai dengan komposisi racikan ditumbuk secara kasar menggunakan lumpang dan alu besi atau batu atau diiris tipis-tipis (kunyit), diperas, disaring, dan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah didinginkan. Selanjutnya, ditambahkan gula sesuai kebutuhan, sampai diperoleh rasa manis sesuai selera dengan cara dicicipi. Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk dijajakan. 8. Jamu Uyup-uyup/Gepyokan Jamu uyup-uyup atau gepyokan adalah jamu yang digunakan untuk meningkatkan produksi air susu ibu pada ibu yang sedang menyusui. Hanya seorang penjual jamu yang mengatakan bahwa ada khasiat lain, yaitu untuk menghilangkan bau badan yang kurang sedap, baik pada ibu maupun anak dan 'mendinginkan' perut. Bahan baku Bahan baku jamu uyup-uyup sangat bervariasi antar pembuat jamu, namun pada umumnya selalu menggunakan bahan empon-empon yang terdiri dari kencur, jahe, bangle, laos, kunir, daun katu, temulawak, puyang, dan temugiring. Cara pengolahan pada umumnya tidak jauh berbeda antar penjual jamu, yaitu semua bahan dicuci bersih tanpa dikupas, selanjutnya empon-empon dirajang (diiris tipis) ditambah bahan-bahan lain dan ditumbuk kasar, lalu diperas serta disaring. Perasan dimasukkan ke dalam air matang yang sudah dingin. Selanjutnya ditambahkan gula sampai diperoleh rasa manis sesuai selera (dicicipi). Ramuan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol-botol dan siap untuk diperjual belikan. C. Kelebihan dan Kekurangan jamu KELEBIHAN JAMU Berikut ini beberapa ulasan tentang kelebihan menggunakan obat yang berasal dari herbal : 1. Efek samping rendah Masyarakat luas menganggap bahwa penggunaan obat dari bahan herbal lebih menguntungkan karena tidak menimbulkan efek samping jika dibandingkan dengan obat kimia sintetik. Sebenarnya anggapan ini kurang tepat, karena sebenarnya bahan herbal pun juga dapat menimbulkan efek samping, hanya saja resiko efek samping tersebut lebih rendah. Hal ini disebabkan bahan-bahan alami lebih dapat diterima oleh tubuh dibandingkan dengan senyawa-senyawa kimia yang digunakan untuk memproduksi obat kimia. 2. Harga lebih murah Harga obat yang terbuat dari herbal biasanya lebih murah, karena bahan-bahan yang digunakan tidak perlu diimpor dari luar negeri, cukup didapatkan dari dalam negeri kita. Selain itu proses produksi bahan herbal tidak serumit saat memproduksi obat kimia. Meskipun ada juga bahan-bahan herbal yang proses produksinya menggunakan teknologi canggih untuk mendapatkan kemurnian suatu senyawa yang terdapat dalam bahan herbal tersebut sehingga menjadikan harga obat herbal seperti ini juga mahal. KEKURANGAN JAMU Selain memiliki kelebihan ternyata pengobatan secara herbal juga memiliki kekurangan, seperti beberapa hal di bawah ini : 1. Efek terapi lebih lama Efektivitas obat dari bahan herbal biasanya lebih lama menunjukkan hasil terapi dibandingkan efektivitas yang dimiliki oleh obat kimiawi. Hal ini disebabkan karena farmakologis bahan herbal tergolong lemah, jarang ada data yang dapat memberikan informasi pasti mengenai penyerapan, metabolisme, administrasi dan ekskresi obat dari bahan herbal setelah diminum. 2. Bukti uji klinis sedikit Uji klinis yang dilakukan sebagai upaya pembuktian efektivitas obat dari bahan herbal untuk suatu penyakit juga sangat minim. Demikianlah kelebihan dan kekurangan yang sebaiknya Anda ketahui sebelum memutuskan untuk menggunakan obat dari bahan herbal sebagai terapi. D.Peringatan Dalam Menggunakan Obat Tradisional Sekalipun herbal atau obat tradisional mungkin secara luas dianggap aman, disarankan untuk waspada. Jangan longgarkan kewaspadaan Anda hanya karena suatu produk berlabelkan "natural". Fakta yang tidak menyenangkan ialah bahwa beberapa herba bahkan bisa sangat berbahaya. Dan ironisnya beberapa orang tidak memandang herba atau obat tradisional sebagaimana mestinya. Senyawa kimia dalam obat tradisional atau herba dapat mengubah detak jantung, tekanan darah, dan kadar glukosa. Maka, orang yang memiliki problem jantung, tekanan darah tinggi, atau kelainan gula darah seperti diabetes mesti sangat waspada. Meski demikian, efek sampingan obat tradisional biasanya terbatas pada reaksi tipe alergi. Misalnya sakit kepala, pusing, mual, atau ruam. Beberapa pengobatan tradisional atau herba kemungkinan bisa menimbulkan "krisis penyembuhan" dengan menghasilkan gejala seperti flu atau gejala lainnya. Orang yang mengkonsumsi obat tradisional mungkin tampak menjadi lebih parah sebelum menjadi lebih baik. Secara umum dikatakan bahwa reaksi ini disebabkan oleh pembuangan limbah racun dari tubuh selama tahap-tahap awal terapi herbal. Jika Anda memilih untuk mengobati sendiri dengan obat tradisional, sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa risiko seperti bahwa Anda mungkin tidak benar-benar tahu apa penyebab problem kesehatan Anda. Lalu pengobatan yang Anda lakukan secara sendiri mungkin menyembuhkan penyakit ringan, tetapi memperburuk problem kesehatan lainnya, seperti tekanan darah tinggi. Bahkan beberapa pengobatan sendiri bisa jadi mungkin bertolak belakang dengan obat yang diresepkan dokter. Seperti semua produk kesehatan, obat tradisional hendaknya digunakan dengan kewaspadaan, pengetahuan dan, keseimbangan. Ingatlah bahwa ada beberapa penyakit dan problem kesehatan yang sekarang ini tidak ada obatnya   BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan dapat saya tarik kesimpulan : a. Tanaman obat adalah tanaman yang memiliki khasiat obat dan digunakan sebagai obat dalam penyembuhan maupun pencegahan penyakit. b. Bagian dari tumbuh tumbuhan yang paling sering dijadikan obat adalah daun. Namun akar juga terkadang digunakan dalam pembuatan obat tradisional. c. Cara pengolahan obat tradisional masih sederhana, yaitu sengan cara ditumbuk dan direbus d. Dalam penggunaan tanaman obat tradisional tetap membutuhkan dosis yang tepat. e. Penggunaan tanaman obat tradisional harus mempunyai ketepatan waktu penggunaan. Artinya ketepatan waktu penggunaan obat tradisional menentukan tercapai atau tidaknya efek yang diharapkan. f. Dalam segi penyembuhan meskipun tanaman herbal umumnya lebih lambat dalam pengobatan penyakit dibanding penyembuhan menggunakan Obat – obatan kimia, namun pengobatan secara tradisional menggunakan tanaman herbal jauh lebih aman bagi tubuh dengan sangat sedikit efek samping yang ditimbulkannya, bebas racun, mudah di produksi, menghilangkan akar penyakit, mudah diperoleh, murah dan mempunyai banyak khasiat. B. Kritik dan saran saran saya adalah: a. Seharusnya kita dapat lebih bijak untuk memanfaatkan tanaman herbal yang ada di sekitar kita dengan sebaik mungkin. Serta tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup disekitar kita agar tercipta lingkungan hidup yang sehat. b. Saran yang terbaik untuk kesehatan, yaitu mengikuti anjuran dari pepatah yang berbunyi “Lebih baik mencegah daripada mengobati”, dari pada kita berjuang mati – matian untuk mengobati penyakit kita, lebih baik kita berjuang mati – matian untuk menjaga kesehatan kita sebelum terserang penyakit. c. Bagi pemerintah diharapkan memberi bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang manfaat tanaman obat tradisional. d. Bagi pemerintah juga diharapkan mampu mengembangkan usaha pembuatan obat obatan tradisional agar menjadi komoditi unggulan Daftar Pustaka http://sukoharjokab.bps.go.id/index.php/18-menu-slide/15-patung-jamu-gendong-sebagai-identitas-kabupaten-sukoharjo http://id.wikipedia.org/wiki/Jamu http://www.informasimu.com/2014/03/kelebihan-obat-herbal.html

MAKALAH PERAN DAN MANFAAT ROBOT SURGERY

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 BAB I PENDAHULUAN 3 1.1. Latar Belakang 3 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Tujuan 3 BAB II PEMBAHASAN 4 2.1. Sejarah Robot Surgery 4 2.2. Peran Robot Surgery 6 2.3. Keuntungan Dan Kelebihan Robot Surgery 11 2.4. Penerapan Robot Surgery Di Indonesia 12 BAB III PENUTUP 13 3.1. Kesimpulan 13 3.2. Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN DAN MANFAAT ROBOT SURGERY” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Aplikasi IT”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan mengetahui bagaimanakah sebenarnya Peran Dan Manfaat Robot Surgery. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Yogyakarta, 25 April 2016 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Robotic Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran bedah yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan. Walaupun bersifat robotic yang dilengkapi komputer, sistem ini tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam pembedahan, jadi dokter ahli masih berperan dalam tindakan operasinya. Meningkatnya kasus bedah dengan berbagai kasus telah memicu peningkatan penelitian dibidang robotika medis. Robotika adalah tren terbaru dalam operasi yang menurunkan komplikasi pasca operasi dibandingkan dengan operasi konvensional. Ahli bedah dimasa depan akan dibantu robot dengan kemampuan pengenalan isyarat sehingga dapat menampilkan gambar-gambar medis saat melakukan operasi atau berperan sebagai perawat pendamping. Pengembangan teknologi ini diharapkan dapat mengurangi durasi saat pembedahan dan meminimalisir potensi infeksi. Teknologi ini menggunakan sebuah sistem yang menggunakan kamera dan algoritme khusus untuk mengenali isyarat tangan sebagai perintah bagi komputer atau robot. Dengan begitu, ahli bedah dapat melihat gambar dan rekaman medis selama melakukan operasi tanpa harus meninggalkan operasi dan menyentuh keyboard atau mouse komputer yang bisa menambah waktu operasi juga meningkatkan resiko penyebaran bakteri penyebab infeksi. (Allan P Kypson, 2003) 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanan peran teknologi robot surgery dalam pembedahan? 1.3. Tujuan Untuk mengetahui manfaat robot dalam pembedahan BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah Robot Surgery Pada awal tahun 1990an di Santa Barbara California Robotic Cardiac Surgery digunakan sebagai metode untuk melakukan operasi pada jantung mulai dikembangkan dengan nama Minimal Invasif Cardio Artery Bypass (MIDCAB). Namun seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran maka dikembangkanlah program rebotic mitral dengan sistem telemanipulation da vinci. Sistem ini memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi pada katup mitral melalui sayatan kecil, dibandingkan dengan sternotomy tradisional. (Allan P Kypson; 2003) Sebuah tinjauan pembedahan dengan meminimalkan tindakan invasif menggunakan robotic surgery menjelaskan bahwa tren terbaru dalam perkembangan medis robotika adalah untuk operasi jaringan lunak dimana tindakan invasif diminimalisir. Salah satu contoh penelitian yang dilakukan oleh “Yang” dkk di Imperial College London yang melihat peningkatan penggunaan operasi dengan robot yang berfokus untuk memperoleh kedalaman jaringan dan deformitas selama dilakukan operasi oleh robot. (G.Dogangil ; B L Davies and Rodriquest, 2009). Gambar 1. Robot Da vinci Para peneliti di Carnegie Mellon University telah mengembangkan perangkat genggam robot untuk micro yang dikenal sebagai Micron. Konsep dibalik micron adalah untuk mengukur gerakan tangan dokter bedah, memisahkan getaran dan lainnya dari gerakan lain yang tidak diinginkan atau tidak disengaja oleh dokter. Kesimpulannya bahwa ketika robot bergerak didekat pasien tidak akan membahayakan pasien/gerakan robot pada tindakan operasi aman bagi pasien. John Hopkins University mengemukakan tentang robot yang bertindak sebagai asisten, dimana ahli bedah dan robot secara bersamaan bertindak pada salah satu alat. Manfaatnya adalah adanya umpan balik yang diberikan kepada operator, sehingga mengurangi kesalahan posisi dan mengurangi tremor. Penelitian di Jepang mengembangkan sebuah master yang membantu robot (robot mikro) untuk bedah saraf, reseksi pada daerah otak. Robot mikro ini memiliki dua tang, masing-masing memiliki 1 DOF untuk membengkokkan dan 1 DOF untuk menggenggam. Sistem ini digunakan untuk jahitan dan menghilangkan tumor di otak. Untuk mengevaluasi efektivitas sistem ini, dilakukan uji coba pada 10 tikus dengan jahitan operasi pada arteri karotis dan hasilnya setelah dijahit aliran darah menjadi lancar. Menurut Meadows,Michelle dalam “Robots Lend a Helping Hand to Surgeons” menjelaskan bahwa robot adalah sebagai pembantu dalam melaksanakan operasi. Dalam perkembangannya robot menjadi asisten untuk tindakan operasi besar dengan membantu gerakan dari endoscopy dengan jenis operasi minimal invasif. Dengan demikian dapat menurunkan kejadian trauma dan nyeri pada pasien. Meadows, Michele juga menyebutkan bahwa ada dua robot yang sudah diterima di Amerika yaitu yang pertama “The Da Vinci Surgical System” buatan dari Intuitive Surgical, inc. Sunnyvale, California diperkenalkan pada Juli tahun 2000, dimana robot ini digunakan pada teknik bedah lanjutan yang berfungsi untuk memotong dan menjahit. Sedangkan robot yang kedua adalah “The Zeus Robotic Surgical System” buatan dari Computer Motion, inc of Goleta, California. Robot ini berfungsi untuk memegang, menahan pada saat pembedahan serta membersihkan dan mempertahankan stabilitas selama pembedahan laparascopic dan thoracoscopic. Schueller,Gretel., dalam jurnal agriculture dengan judul “Remote Control Surgery” menuliskan bahwa di London ada jenis robot yang digunakan untuk operasi dengan Three Spidery Robotic Arms, masing-masing dengan panjang 0.9 meter (3 feet). Teknologi baru dengan operasi yang aman, mengurangi perdarahan dan nyeri. Dr.Douglas kepala bedah jantung invasif London mengatakan bahwa robotic ini sangat mempercepat waktu operasi dan pengobatan. (Schueller,Gretel H, 2000) Weir Kirsten dalam jurnalnya Robo Doc juga menyebutkan bahwa mesin robotic da Vinci sering digunakan pada pasien dengan operasi laparascopi dimana robot ini berfungsi untuk menjahit luka operasi.(Weir Kirsten 2004 ) Robot dengan sensor komputer (ROBOCAST) yang terintegrasi dan dapat membantu operasi dan terapi merupakan projek penelitian (FP7-TIK-2007-215190) yang didanai oleh Uni Eropa dalam tujuh bidang teknologi informasi dan komunikasi. Proyeknya berfokus pada robot dan kecangihan robot membantu bedah saraf (biopsi tumor). Tujuannya adalah untuk dapat membantu ahli bedah dengan sistem robot yang dikendalikan dengan kecerdasan yang tinggi mengontrol HCL, mampu mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi pembedahan dari gambar melalui sensor. HCL akan mengitegrasikan keadaan pra operasi dan intra operasi mengenai data dan pengukuran lainnya. Melalui sensor dapat dilaporkan status pasien saat ini. Svitil.kathy A dalam jurnalnya mengenai teknologi bedah robot mengatakan bahwa Robot bisa membantu menginsisi karena masing-masing memiliki tangan dan menurunkan trauma akibat pembedahan. (Svitil.Kathy A, 2000). Inovasi pada teknologi pembedahan sangat penting terutama dalam pelayanan praktek atau klinis. Inovasi pada bagian dibagian bedah harus memperhatikan evidance based agat tidak terjadi kesalahan-kesalahan. Perubahan sebaiknya memiliki proteksi terhadap pasien. Selama kurang lebih 30 tahun medikal bedah sudah memperbaiki kualitas pelayanan kepada pasien.(Jeffrey S. Barkun dkk, 2009l) 2.2. Peran Robot Surgery Allan P.Kypson dalam jurnal Robotic Cardiac Surgery (2003) merangkum beberapa peran robotic bedah : 1. Mata dan THT Operasi mata dan THT membutuhkan sensitifitas yang sangat kompleks yang dimanipulasi dengan membatasi jumlah kerja manusia.Misalnya pada operasi retina membutuhkan prosedur yang sulit.Untuk mengatasi keterbatasan dan menghindari resiko yang besar pada pelaksanaan pembedahan maka dikembangkanlah sistem robotika. Salah satu sistem robot untuk bedah mata yang pertama adalah yang dikembangkan di Northwestern University. Robot ini dirancang untuk melakukan entry ponit dalam sklera. Manipulator adalah robot paralel, yang dirancang berdasarkan variasi dan platform dalam sklera. 2. Bedah Saraf Bedah saraf dengan menggunakan gambar dipandu dengan teknik frame stereotactic yang melekat pada tengkorak dan tetap terpasang selama operasi. Hubungan antara frame dan lesi diamati pada salah satu gambar yang dapat memandu ahli bedah untuk menempatkan instrumen dalam otak. Salah satu hal yang penting pada operasi bedah saraf adalah bergesernya otak selama tindakan pembedahan. Hal ini membutuhkan robot manipulator yang kompatibel dalam membantu pelaksanaan operasi. 3. Pencernaan dan operasi kolorektal Prosedur pembedahan pada sistem gastrointestinal sebagian besar dibantu oleh robot. 4. Operasi Urologi Urologi adalah salah satu spesialisasi bedah yang menggunakan robot, bahkan dengan menggunakan robot dapat memberikan petunjuk kepada dokter tentang kondisi pasien. 5. Jantung dan bedah thoraks Pada operasi jantung yang membutuhkan bedah thoraks, robot bekerja minimal karena memerlukan ketangkasan dan ketrampilan untuk melakukan bedah toraks. Kerja robot mengikuti epikardium, melakukan suntikan intramiokardial dibawah kendali langsung oleh ahli bedah, yang menghambat terjadinya infark miokard lebih lanjut. Pada kasus-kasus operasi terbuka yang sekarang menggunakan instrumen dari baja, untuk meregangkan iga dapat lebih halus apabila dilakukan dengan robot, gerakan umpan balik yang terkendali dapat dilakukan dibandingkan dengan memakai tangan manusia. Tabel 1. Deskripsi Peran dan Manfaat Robot dalam Pembedahan Peneliti Judul Hasil Measdows,Michelle (2005) Computer-Assisted Surgery : An Update Penggunaan robot yang dikendalikan sistem komputerisasi dalam pembedahan membantu ahli bedah dalam tugas, terutama pada saat melakukan insisi. W. Randolp mengatakan bahwa apabila tidak dibantu dengan sistem komputerisasi dalam hal ini pengoperasian robot maka mempengaruhi waktu sembuh, dimana akan lebih lama, dan waktu insisi juga lama. Pasien merasakan tidak terlalu nyeri dan perdarahan minimal. Allan P.Kypson (2003) Robotic Cardiac Surgery Robot mengerjakan tindakan pembedahan dengan waktu yang tepat. Pada pelaksanaannya terdapat perbaikan waktu yang signifikan pada 19 pasien yang dioperasi dari 1.5 jam turun menjadi 1.0 sampai 0.6 jam untuk masing-masing pasien. Selain itu kecepatan terhadap tindakan menjepit dan memotong pada kasus bedah jantung menjadi signifikan dari 5.1 jam menjadi 4.4 jam pada kelompok kedua. Untuk lama rawat dirumah sakit 3.8 hari. 84 % mengalami penurunan grade 3 terhadap regusgitasi mitral. Dalam seluruh tindakan pembedahan yang dilakukan tidak ada pasien yang mengalami komplikasi atau meninggal. Williams, Gurney. (2000). Shinking The Surgeon Pembedahan dengan menggunakan remote control dengan menggunakan jenis robotic Zeus buatan dari Motion Komputer, berfungsinya untuk memegang dan menahan. Dogangil.D., Davies.B.L, (2009) Evaluation and stages of surgical innovations Pada awalnya aplikasi penggunaan robot pada pembedahan hanya ditujukan pada operasi tulang karena diangap mudah. Namun seiring dengan berkembangnya berbagai riset dan pengembangan ilmu bedah maka robot mulai digunakan pada pembedahan dengan jaringan lunak. Robot dapat membantu tindakan operasi dalam hal : Operasi mata dan THT Bedah saraf Jantung dan bedah toraks Pencernaan dan kolorektal Urologi Anthony G.Galager (2004) Virtual reality training for the operating room and cardiac catheterisation laborator Diperlukan tenaga terlatih yang harus di training untuk menghindari kesalahan pada tindakan termasuk teknik dan ketampilan menggunakan alat-alat khususnya pada tindakan kateterisasi jantung Michelle,Meadows (2002) Robots lend a helping hand to surgeons Ada 2 jenis robot yang dikembangkan : - The davinci Surgical System untuk bedah lanjutan - The Zeus Robotic surgical system Melakukan operasi dengan bimbingan video dan digerakan oleh robot yang menggunakan kamera Schueller,Gretel H (2000) Remote control Surgery Teknologi pembedahan dengan menggunakan remote controle pada pengoperasian alat. Hal ini menurunkan perdarahan dan nyeri Weir Kirsten (2004) Robo Doc Pada sterilisasi ruangan operasi, robot bertindak sebagai asisten. Momi.E.D., and Ferigno. (2009) Robotic and artificial intelligence for keyhole neurosurgery : the ROBOCAST project, a multi-modal autonomous path planner Bebrapa prinsip yang mendasari robot dan sensor yang membantu operasi : - Keamanan dari pasien dan yang menggunakan, kurangnay informasi akan menyebabkan kesalahan pada interpretasi selama pelaksanan operasi - Obstruksi yang banyak - Fungsi dominan ruang operasi - Keterbatasan instrumen - Kurang koordinasi dengan instrumens lain Svitil Kathy (2000) Robotic Surgery Robot berfungsi untuk melakukan tindakan insisi karena dilengkapi dengan tangan yang kecil pada luka kecil dan trauma Kemajuan teknologi dengan menggunakan robot sebagai asisten dokter bedah bahkan sebagai dokter, sebenarnya adalah untuk meminimalkan tindakan invasif, sehingga kompilkasi dan resiko akibat pembedahan dapat dikurangi. walaupun bersifat robotika namun dilengkapi dengan komputer yang mengontrol gerakan –gerakan dan memerintah robot yang dikendalikan oleh seorang dokter bedah. Karena harga dari mesin ini sangat mahal dan tentunya harga jualnya juga mahal. Penggunaan robot ini bisa terealisasi dengan dukungan dana, selain itu persiapan ketrampilan teknis dan sumber daya yang memadai serta dukungan pemerintah. Selain itu perawat juga harus dilibatkan pada penggunaan alat ini. 2.3. Keuntungan Dan Kelebihan Robot Surgery Keuntungan utama dari robotic surgery adalah : • lebih signifikan • Sayatan yang lebih kecil • Mengurangi kehilangan darah • Waktu penyembuhan lebih cepat, mempersingkat lama rawat paska operasi • Angka kesakitan lebih rendah • kepuasan terhadap hasil operasi lebih tinggi Keuntungan lainnya dibandingkan dengan manipulasi biasa adalah perbesaran tiga dimensi dan lebih ergonomis. Penggunaan robot juga meminimalisasi gangguan pembedahan akibat getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka. Kekurangan dari bedah robotik • faktor pembatas utama yang pengerdilan perkembangan bedah robotik adalah bahwa " latency " yang merupakan waktu tunda antara instruksi yang dikeluarkan oleh ahli bedah dan gerakan robot yang merespon instruksi . Dengan tingkat teknologi saat ini , ahli bedah harus berada dalam jarak dekat . • Teknologi Robotic sangat mahal baik dari segi biaya modal , serta biaya berjalan dan akan memerlukan pelatihan personil khusus untuk benar memperbaiki dan perawatan untuk itu beban-beban tersebut jauh lebih besar daripada tabungan yang diperoleh pada saat ini 2.4. Penerapan Robot Surgery Di Indonesia POSTED BY BUNDAMEDIK HEALTHCARE SYSTEM | 08:14 CATEGORIES: ARTIKEL_ROBOTIC Dalam waktu dua tahun, sebanyak 100 pasien pertama telah ditangani dengan bedah robotik di Indonesia. Koordinator Advanced Robotic and Minimally Invasive Surgery (ARMIS) Rumah Sakit Bunda Jakarta, dr. Sita Ayu Arumi mengatakan, bedah robotik hingga saat ini telah banyak menangani operasi mioma uteri dan kista. "Paling banyak miom dan kista karena orang-orang kenalnya Rumah Sakit Bunda itu kan untuk ibu dan anak. Padahal kita ada rumah sakit umum. Bisa tangani bedah usus, urologi, dan banyak lagi," ujar Sita. Bedah robotik merupakan teknologi pembedahan menggunakan tangan robot yang menjadi kepanjangan tangan dokter bedah. Jadi, seorang dokter bedah yang mengontrol atau mengoperasikan langsung robot tersebut. Menurut Sita, hampir semua operasi bisa dilakukan dengan bedah robotik, kecuali operasi persalinan caesar. Ia mengatakan, dengan bedah robotik luka sayatan pada pasien sangat kecil. Dalam metode ini, alat bedah yang sangat kecil dimasukkan ke dalam perut pasien melalui pusar dan dihubungkan ke dokter bedah dari serat fiber optic ke surgeon consule (simulator). "Dengan luka sayatan yang lebih kecil akan menguntungkan untuk pasien. Risiko infeksi akan lebih kecil dan pasien lebih cepat pulih sehingga masa rawat inap tidak lama," terang Sita yang merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi ini. Alat bedah robotik yang bernama "Da Vinci Surgery" itu memang baru ada satu di Indonesia. Bedah robotik dimulai pertama kali di Indonesia tahun 2012. Hingga saat ini sekitar 10 dokter telah mampu mengoperasikan robot tersebut BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Robotic Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan. Robot dapat membantu tindakan operasi seperti : Operasi Mata dan THT, bedah saraf, jantung dan bedah toraks, pencernaan dan kolorektal, operasi urologi .Beberapa keuntungan utama dari operasi dengan robot adalah lebih presisi, sayatan lebih kecil, mengurangi banyaknya perdarahan, waktu penyembuhan luka operasi lebih cepat, mempersingkat lama rawat pasca operasi, angka kesakitan lebih rendah, kepuasan terhadap hasil operasi lebih tinggi, keuntungan lain juga adalah meminimalisir gangguan pembedahan akibat getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka. Sedangkan peranan robot sendiri dapat menjadi dokter bedah ataupun hanya sekedar membantu (asisten) dokter bedah. 3.2. Saran di negara kita Indonesia penggunaan robot sebagai dokter ataupun sebagai asisten dokter bedah masih minimal, ini disadari bahwa negara kita adalah masih negara berkembang terhadap teknologi kedokteran bedah dengan menggunakan robot, namun demikian beberapa Rumah Sakit yang ada di Indonesia yang telah menggunakan teknologi ini, kiranya dapat mengembangkan bahkan memberi bukti keuntungan dan peran robot pada rumah sakit lain. Gambar 2. Berbagai robot yang digunakan dalam pembedahan DAFTAR PUSTAKA Barkun.J., Aronson.J.K.,Feldman.L.S., Maddem.G.J., Strasberg.S.M. (2009).Evaluation and stages of surgical innovations,TheLancet.Vol 374 september 26,2009. Dogangil. G., Davies.B.L., Baena.F.R. (2009) A review of medical robotics for minimally invasive soft tissue surgery. Journal Engineering in Medicine. Italy. Gallagher.A.G.,Cates.C.U., (2004) Virtual reality training for the operating room and cardiac catheterisation laboratory. ProQuest Biology Journals 3664,9444; Pg 1538. Hemingway.P., Brereton.N. (2009). What is a Systematic review?. Second Edition evidence based medicine.UK. Kypson.A.P.,Nifong.W., Chitwood R.W.,(2003) Robotic Cardiac Surgery, Journal of Long Term Effects Of Medical Impalnts, 13(6)451-464. Meadow.M., (2005) Computer-Assisted Surgery : An Update, ProQuest Agriculture Journal Pg.16. Meadows.M. (2002) Robots lend a helping hand to surgeons, ProQuest Agriculture Journal. 36,3 pg.10. Momi.E.D., Ferrigno.G. (2009). Robotic and artificial intelligence for keyhole neurosurgery : the ROBOCAST project, a multi-modal autonomous path planner. Journal Engineering in Medicine. Proc.Imeche Vol 224. Italy. Svitil.K.A. (2000). Robotic Surgery.Technology Discover ;19,7 ;ProQuest pg.28. Schueller.G.H. (2000). Remote control Surgery. Science World. ProQuest Agriculture Journals Pg 18. Weir. K. (2004). Robo Doc . ProQuest Agriculture Journals pg.10 Whittemore.R., Knafl.K. (2005). The Integerative Review: Update Methodology. Methodological Issues in Nursing Research .USA. Williams, Gurney. (2000)., Shinking The Surgeon. Discover ProQuest Pg 52.

MAKALAH ETIKOLEGAL

MAKALAH ETIKOLEGAL UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN Disusun Oleh : 1. Chelsea Titis Mentari Siwi 15140047 2. Fitrya Ayu Anggraini 15140074 3. Sri Sinawangsih 15140065 4. Alif Ulfa 15140073 5. Rizkyka Nuraini 15140029 6. Fatria Paneo 15140009 7. Ana Susana Julet Leasa 15140044 8. Jaisia J. Asgar 15140031 9. Nazila Kaofa 15140012 10. Safitriyani 15140015 PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA 2015/2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Etikolegal Dalam Kebidanan”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan mengetahui bagaimanakah sebenarnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Yogyakarta, 31 Mei 2016 Penulis DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 A. LATAR BELAKANG 4 B. RUMUSAN MASALAH 5 C. TUJUAN 5 BAB II PEMBAHASAN 5 A. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan 6 B. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan 7 BAB III PENUTUP 9 A. KESIMPULAN 9 B. SARAN 10 DAFTAR PUSTAKA 10 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1. Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pembangunan di bidang ketenagakerjaan adalah merupakan bagian dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, seperti yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan tersebut adalah untuk meningkatkan harkat, martabat dan harga diri tenaga kerja serta mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, makmur dan merata baik materiil maupun spiritual. Dengan adanya Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka pejabat-pejabat departemen tenaga kerja dan departemen kesehatan serta pejabat lainnya yang terkait dapat melakukan pengawasan dan memaksakan segala sesuatunya yang diatur oleh Undang-Undang dan Peraturan lainnya tentang ketenagakerjaan kepada perusahaan-perusahaan. Dalam pelaksanaannya di perusahaan-perusahaan banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi, khususnya terhadap tenaga kerja perempuan, baik ditinjau dari aspek yuridis (hukum), sosial budaya, maupun dari aspek hidup alami (kodrati) sebagai perempuan. 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 Masyarakat yang sehat, dengan kapasitas fisik dan daya pikir yang kuat, akan menjadi kontribusi kontribusi positif terhadap komunitasnya, dengan menjadi individu yang produktif. Kesehatan memiliki daya ungkit yang dapat mendukung aspek-aspek pembangunan lainnya, sehingga indikator-indikator kesehatan seringkali digunakan sebagai ukuran kemajuan pembangunan. Upaya penurunan kemiskinan pun dipengaruhi oleh kebijakan kesehatan yang diberlakukan, seperti universal health coverage, atau perlindungan kesehatan menyeluruh. Agar dapat mencapai perlindungan kesehatan yang ideal tersebut, diperlukan sebuah sistem pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif. Sistem ini mencakup akses terhadap pusat layanan kesehatan, obat-obatan esensial, tenaga kesehatan yang kompeten, serta tata kelola yang baik. Dengan diterapkannya sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIS) pada tahun 2014, Indonesia telah menunjukkan komitmennya terhadap perbaikan kualitas kesehatan rakyatnya. Hal ini perlu diikuti dengan penguatan sistem layanan kesehatan primer, dimana penguatan layanan primer menjadi vital dalam perannya sebagai garda terdepan menjaga kesehatan masyarakat, dalam, melakukan upaya prevensi atau pencegahan penyakit secara luas termasuk melalui edukasi kesehatan, konseling serta skrining/penapisan. Kuatnya sistem pelayanan kesehatan primer akan memperluas jangkauan layanan kesehatan hingga ke akar rumput dan meminimalisir ketidakadilan akses terhadap kesehatan antar kelompok masyarakat. Dalam realita, Indonesia yang mempunyai geografi berupa daratan, lautan, pegunungan serta banyaknya pulau-pulau yang tersebar menyebabkan akses pelayanan kesehatan untuk daerah tertentu sangat sulit dijangkau. Situasi di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) sangat berbeda dengan daerah lainnya. Ketersediaan tenaga kesehatan dan sarana-prasarana merupakan masalah utama yang terjadi di lapangan. Namun demikian, aktifitas pelayanan wajib dilaksanakan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak dapat ditunda. Oleh sebab itu diperlukan kebijakan khusus mengenai model penempatan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan disesuaikan dengan karakteristik daerah dan tidak menyamaratakan kebijakan tersebut untuk seluruh wilayah Indonesia. B. RUMUSAN MASALAH a. Isi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor13 Tahun 2003pasal 81-84? b. Isi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Pasal 44-47? C. TUJUAN a. Untuk mengetahui isi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor13 Tahun 2003pasal 81-84 b. Untuk mengetahui isi dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Pasal 44-47. BAB II PEMBAHASAN A. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pengaturan Tenaga Kerja Perempuan Pengaturan untuk tenaga kerja perempuan tidak dilakukan dengan peraturan khusus, namun diatur agar tidak ada diskriminasi antara tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan. Pengaturan tenaga kerja perempuan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 meliputi: Hak Khusus Pekerja/ Buruh Perempuan 1. Dalam pasal 81 UU Nomor 13 Tahun 2003, yaitu mengatur mengenai: 1) Pekerja/buruh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. 2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. 2. Dalam pasal 82 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, yaitu mengatur mengenai: 1) Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. 2) Pekerja/buruh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 (satu setengah) bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan. 3. Dalam pasal 83 UU Nomor 13 Tahun 2003, yaitu diatur sebagai berikut: “Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja”. 4. Dalam pasal 84 diatur bahwa: “Setiap pekerja/buruh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat (2) huruf b, c, dan d, Pasal 80, dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh”. B. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan Registrasi dan Perizinan Tenaga Kesehatan 1. Dalam Pasal 44 UU Nomor 36 Tahun 2003 yaitu mengatur mengenai: 1) Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik wajib memiliki STR. 2) STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga Kesehatan setelah memenuhi persyaratan. 3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a) memiliki ijazah pendidikan di bidang kesehatan; b) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; c) memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; d) memiliki surat pernyataan telah mengucapkansumpah/janji profesi;dan e) membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakanketentuan etika profesi. 4) STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan. 5) Persyaratan untuk Registrasi ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a) memiliki STR lama; b) memiliki Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi; c) memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental; d) membuat pernyataan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi. e) telah mengabdikan diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidangnya; dan f) memenuhi kecukupan dalam kegiatan pelayanan,pendidikan, pelatihan, dan/atau kegiatan ilmiah lainnya. 2. Dalam Pasal 45 UU Nomor 36 Tahun 2014 yaitu mengatur mengenai: “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi dan Registrasi Ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 diatur dengan Peraturan Konsil masing-masing Tenaga Kesehatan”. 3. Dalam Pasal 46 UU Nomor 36 Tahun 2014 yaitu mengatur mengenai: a. Setiap Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik di bidang pelayanan kesehatan wajib memiliki izin. b. Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam bentuk SIP. c. SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/ kota tempat Tenaga Kesehatan menjalankan praktiknya. d. Untuk mendapatkan SIP sebagairnana dirnaksud pada ayat (2), Tenaga Kesehatan harus memiliki: a) STR yang masih berlaku; b) Rekomendasi dari Organisasi Profesi; dan c) Tempat praktik. e. SIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) masing berlaku hanya untuk 1 (satu) tempat f. SIP masih berlaku sepanjang: a) STR masih berlaku; dan b) Tempat praktik masih sesuai dengan yangtercantum dalam SIP. g. Ketentuan lebih lanjut sesuai dengan yang mengenai perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diatur dengan Peraturan Menteri. 4. Dalam Pasal 47 UU Nomor 36 Tahun 2014 yaitu mengatur mengenai: “Tenaga Kesehatan yang menjalankan praktik mandiri harus memasang papan nama praktik”. Pembinaan dan pengawasan mutu Tenaga Kesehatan terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas Tenaga Kesehatan sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia. Pembinaan dan pengawasan mutu Tenaga Kesehatan dilakukan melalui peningkatan komitmen dan koordinasi semua pemangku kepentingan dalam pengembangan Tenaga Kesehatan serta legislasi yang antara lain meliputi sertifikasi melalui Uji Kompetensi, Registrasi, perizinan, dan hak-hak Tenaga Kesehatan. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dengan adanya Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, maka pejabat-pejabat departemen tenaga kerja dan departemen kesehatan serta pejabat lainnya yang terkait dapat melakukan pengawasan dan memaksakan segala sesuatunya yang diatur oleh Undang-Undang dan Peraturan lainnya tentang ketenagakerjaan kepada perusahaan-perusahaan. Dalam pelaksanaannya di perusahaan-perusahaan banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi, khususnya terhadap tenaga kerja perempuan, baik ditinjau dari aspek yuridis (hukum), sosial budaya, maupun dari aspek hidup alami (kodrati) sebagai perempuan. Pembinaan dan pengawasan mutu Tenaga Kesehatan terutama ditujukan untuk meningkatkan kualitas Tenaga Kesehatan sesuai dengan Kompetensi yang diharapkan dalam mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia. Pembinaan dan pengawasan mutu Tenaga Kesehatan dilakukan melalui peningkatan komitmen dan koordinasi semua pemangku kepentingan dalam pengembangan Tenaga Kesehatan serta legislasi yang antara lain meliputi sertifikasi melalui Uji Kompetensi, Registrasi, perizinan, dan hak-hak Tenaga Kesehatan. B. SARAN Dengan berbagai peraturan yang ada misalnya pada undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 pasal 81-84 tentang ketenagakerjaan khususnya perempuan semoga dapat benar-benar diterapkan dan pemberian sanksi apabila ada pelanggaran yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap Tenaga Kesehatan harus bisa menjalankan peraturan tentang SIP dengan benar. DAFTAR PUSTAKA http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_13_03.htm http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1618.pdf http://khoirunnisa26.blogspot.in/2015/06/makalah-etikolegal-uu-nomor-36-tahun.html Budiono, Abdul Rachad, Hukum Perburuhan di Indonesia, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1999: 25

PERSIAPAN DAN PERAWATAN INTRAOPERASI & POSTOPERASI

NAMA : FITRYA AYU ANGGRAINI NIM : 1514074 KELAS : B.12.1 PERSIAPAN DAN PERAWATAN INTRAOPERASI Intraoperasi merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien dibawa ke ruang pemuliahan. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini dilakukan di ruang operasi dan difokuskan pada pasien yang menjalani prosedur pembedahan untuk perbaikan, koreksi atau menghilangkan masalah-masalah fisik yang menggangu pasien • Anggota tim dalam prosedur pembedahan ada 3 kelompok besar: 1. Ahli anestesi dan perawat anestesi 2. Ahli bedah dan asisten 3. Perawat intra operatif • Prinsip-prinsip umum dalam pembedahan : 1. Prinsip Asepsis Ruangan 2. Prinsip Asepsis Personel Ada 3 tahap: a.Scrubbing b. Gowning c. Gloving 3. Prinsip Asepsis Pasien 4. Prinsip Asepsis Instrument  Fungsi Keperawatan intraoperatif Perawat Sirkulasi yaitu mengatur ruang operasi dan melindungi keselamatan dan kebutuhan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah dan memeriksa kondisi di dalam ruang operasi Perawat Scrub yaitu melakukan desinfeksi lapangan pembedahan dan drapping, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahit, diatermi dan peralatan khusus yang dibutuhkan untuk pembedahan. Kedua fungsi tersebut membutuhkan 1. Pemahaman, pengetahuan dan ketrampilan perawat tentang anatomi, perawatan jaringan dan prinsip asepsis 2. Mengerti tentang tujuan pembedahan, pemahaman dan kemampuan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan dan untuk bekerja sebagai anggota tim yang terampil 3. Kemampuan untuk menangani segala situasi kedaruratan di ruang operasi.  Hal-hal yang dilakukan oleh perawat terkait dengan pengaturan posisi pasien: 1. Kesejajaran fungsional a) Supine b) Pronasi c) Trendelenburg d) Lithotomy e) Lateral 2. Pemanjaan area pembedahan 3. Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi 4. Monitoring fisiologis a) Melakukan balance cairan b) Memantau kondisi cardiopulmonal c) Pemantauan terhadap perubahan vital sign 5. Monitoring psikologis 6. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care a) Memanage keamanan fisik pasien b) Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis 7. Tim Operasi PERSIAPAN DAN PERAWATAN POSTOPERASI Pascabedah merupakan masa setelah dilakukan pembedahan yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemuliahan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Rencana tindakan:  Meningkatkan proses penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri  Mempertahankan respirasi  Mempertahankan sirkulasi  Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit  Mempertahankan eliminasi  Mengurangi kecemasan pasien  Jenis - Jenis Anestesi • Anestesi Umum • Anestesi Regional • Anestesi Lokal • Hipoanestesia • Akupuntur

TEKNIK PEMBERIAN OBAT DAN DOSIS

A. TERAPI INHALASI RESPIRATORY 1. DEFINISI Terapi inhalasi juga dapat diartikan sebagai suatu pengobatan yang ditujukan untuk mengembalikan perubahan-perubahan patofisiologi pertukaran gas sistem kardiopulmoner ke arah yang normal, seperti dengan menggunakan respitor atau alat penghasil aerosol. 2. CARA PENGGUNAAN BERBAGAI TERAPI INHALASI Ada beberapa cara dalam terapi inhalasi, yaitu (1) inhaler dosis terukur (MDI, metered dose inhaler), (2) penguapan (gas powered hand held nebulizer), (3) inhalasi dengan intermitten positive pressure breathing (IPPB), serta (4) pemberian melalui intubasi pada pasien yang menggunakan ventilator. 2.1. INHALER DOSIS TERUKUR Inhaler dosis terukur atau lebih sering disebut MDI diberikan dalam bentuk inhaler aerosol dengan/tanpa spacer dan bubuk halus (dry powder inhaler) yaitu diskhaler, rotahaler, dan turbohaler. Pada umumnya digunakan pada pasien yang sedang berobat jalan dan jarang dipergunakan di rumah sakit. Cara ini sangat mudah dan dapat dibawa kemana-mana oleh pasien, sehingga menjadi pilihan utama pagi penderita asma. 1,3,7 MDI terdiri atas 2 bagian, yaitu bagian kotak yang mengandung zat dan bagian mouthpiece. Bila bagian kotak yang mengandung zat ini dibuka (ditekan), maka inhaler akan keluar melaluimouthpiece. 1,7 Pemakaian inhaler aerosol. Inhaler dikocok lebih dahulu agar obat homogen, lalu tutupnya dibuka à inhaler dipegang tegak, kemudian dilakukan maksimal ekspirasi pelan-pelan à mulut inhaler diletakan di antara kedua bibir, lalu katupkan kedua bibir dan lakukan inspirasi pelan-peran. Pada waktu yang sama kanester ditekan untuk mengeluarkan obat tersebut dan penarikan napas diteruskan sedalam-dalamnya à tahan napas sampai 10 detik atau hitungan 10 kali dalam hati. Prosedur tadi dapat diulangi setelah 30 detik sampai 1 menit kemudian tergantung dosis yang diberikan oleh dokter. 1,3 Pemakaian inhaler aerosol dengan ruang antara (spacer). Inhaler dikocok lebih dahulu dan buka tutupnya, kemudian mulut inhaler dimasukan ke dalam lubang ruang antara à mouth piecediletakan di antara kedua bibir, lalu kedua bibir dikatupkan, pastikan tidak ada kebocoran à tangan kiri memegang spacer, dan tangan kanan memegang kanester inhaler à tekan kanester sehingga obat akan masuk ke dalam spacer, kemudian tarik napas perlahan dan dalam, tahan napas sejenak, lalu keluarkan napas lagi. Hal ini bisa diulang sampai merasa yakin obat sudah terhirup habis. 3 Pemakaian diskhaler. Lepaskan tutup pelindung diskhaler, pegang kedua sudut tajam, tarik sampai tombol terlihat à tekan kedua tombol dan keluarkan talam bersamaan rodanya à letakkan diskhaler pada roda, angka 2 dan 3 letakkan di depan bagian mouth piece à masukan talam kembali, letakan mendatar dan tarik penutup sampai tegak lurus dan tutup kembali à keluarkan napas, masukan diskhaler dan rapatkan bibir, jangan menutupi lubang udara, bernapas melalui mulut sepat dan dalam, kemudian tahan napas, lalu keluarkan napas perlahan-lahan. à putar diskhaler dosis berikut dengan menarik talam keluar dan masukan kembali. Pemakaian rotahaler. Pegang bagian mulut rotahaler secara vertikal, tangan lain memutar badan rotahaler sampai terbuka, masukan rotacaps dengan sekali menekan secara tepat ke dalam lubang epat persegi sehingga puncak rotacaps berada pada permukaan lubang, pegang permukaan rotahaler secara horizontal dengan titik putih di atas dan putar badan rotahaler berlawanan arah sampai maksimal untuk membuka rotacaps, keluarkan napas semaksimal mungkin di luar rotahaler, masukan rotahaler dan rapatkan bibir dengan kepala agak ditinggikan dengan kepala agak ditengadahkan ke belakang, hiruplah dengan kuat dan dalam, kemudian tahan napas selama mungkin. Lalu keluarkan rotahaler dari mulut, sambil keluarkan napas secara perlahan-lahan. Pemakaian turbohaler. Putar dan lepas penutup turbohaler, pegang turbohaler dengan tangan kiri dan menghadap atas lalu dengan tangan kanan putar pegangan (grip) ke arah kanan sejauh mungkin kemudian putar kembali keposisi semula sampai terdengar suara klik, hembuskan napas maksimal di luar turbohaler, letakkan mouth piece di antara gigi, rapatkan kedua bibir sehingga tidak ada kebocoran di sekitar mouth piece kemudian tarik napas dengan tenang sekuat dan sedalam mungkin, sebelum menghembuskan napas, keluarkan turbohaler dari mulut. Jika yang diberikan lebih dari satu dosis ulangi tahapan 2 – 5 (tanda panah) dengan selang waktu 1 – 2 menit – pasang kembali tutupnya. Setelah penggunaan inhaler. Basuh dan kumur dengan menggunakan air. Ini untuk mengurangi/menghilangkan obat yang tertinggal di dalam rongga mulut dan tenggorokan, juga untuk mencegah timbulnya penyakit di mulut akibat efek obat (terutama kortikosteroid). Cara mencuci. Kegagalan mencuci inhaler dengan cara yang benar akan menimbulkan sumbatan dan pada akhirnya dapat mengurangi jumlah/dosis obat. Cusi bekar serbuk yang tertinggal di corong inhaler. Keluarkan belas obat dan basuh inhaler dengan air hangat dengan sedikit sabun. Keringkan dan masukan kembali ke dalam tempatnya. Bagaimana cara untuk mengetahui inhaler sudah kosong. Setiap inhaler telah dilabelkan dengan jumlah dos yang ada. Contoh di bawah akan menerangkan bagaimana untuk menentukan kandungan obat di dalam inhaler. Jika botol obat mengandungi 200 hisapan dan kita harus mengambil 8 hisapan sehari, maka obat habis dalam 25 hari. Jika kita mula menggunakan inhaler pada tanggal 1 Mei, maka gantikan inhaler tersebut dengan yang baru pada/atau sebelum tanggal 25 Mei. Tulis tanggal mula menggunakan inhaler pada botol obat untuk menghindari kesalahan. Kandungan inhaler juga boleh diperkirakan dengan cara memasukkan botol obat ke dalam air. Kedudukan botol obat di dalam air menggambarkan kandungan obat dalam inhaler. 2.2. PENGUAPAN (NEBULIZER) Cara ini digunakan dengan memakai disposible nebulizer mouth piece dan pemompaan udara (pressurizer) atau oksigen. Larutan nebulizer diletakan di dalam nebulizer chamber. Cara ini memerlukan latihan khusus dan banyak digunakan di rumah sakit. Keuntungan dengan cara ini adalah dapat digunakan dengan larutan yang lebih tinggi konsentrasinya dari MDI. Kerugiannya adalah hanya 50 – 70% saja yang berubah menjadi aerosol, dan sisanya terperangkap di dalam nebulizer itu sendiri. Jumlah cairan yang terdapat di dalam hand held nebulizer adalah 4 cc dengan kecepatan gas 6 – 8 liter/menit. Biasanya dalam penggunaannya digabung dalam mukolitik (asetilsistein) atau natrium bikarbonat. Untuk pengenceran biasanya digunakan larutan NaCl. Cara menggunakannya yaitu: Buka tutup tabung obat, masukan cairan obat ke dalam alat penguap sesuai dosis yang ditentukan à gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien). Tekan tombol “on” pada nebulizer à jika memakai masker, maka uap yang keluar dihirup perlahan-lahan dan dalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habismasker. Bila memakai mouth piece, maka tombol pengeluaran `erosol ditekan sewaktu inspirasi, hirup uap yang keluar perlahan-lahan dan dalam. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai obat habis (10 – 15 menit). Beberapa contoh jenis nebulizer antara lain: Simple nebulizer; Jet nebulizer, menghasilkan partikel yang lebih halus, yakni antara 2 – 8 mikron. Biasanya tipe ini mempunyai tabel dan paling banyak dipakai di rumah sakit. Beberapa bentuk jet nebulizer dapat pula diubah sesuai dengan keperluan, sehingga dapat digunakan pada ventilator dan IPPB, dimana dihubungkan dengan gas kompresor. Ultrasonik nebulizer, alat tipe ini menggunakan frekuensi vibrator yang tinggi, sehingga dengan mudah dapat mengubah cairan menjadi partikel kecil yang bervolume tinggi, yakni mencapai 6 cc/menit dengan partikel yang uniform. Besarnya partikel adalah 5 mikron dan partikel dengan mudah masuk ke saluran pernapasan, sehingga dapat terjadi reaksi, seperti bronkospasme dan dispnoe. Oleh karena itu alat ini hanya dipakai secara intermiten, yakni untuk menghasilkan sputum dalam masa yang pendek pada pasien dengan sputum yang kental. Antomizer nebulizer, partikel yang dihasilkan cukup besar, yakni antara 10 – 30 mikron. Digunakan untuk pengobatan laring, terutama pada pasien dengan intubasi trakea. 2.3. INTERMITEN POSITIVE PRESSURE BREATHING Cara ini biasanya diberikan di rumah sakit dan memerlukan tenaga yang terlatih. Cara ini jauh lebih mahal dan mempunyai indikasi yang terbatas, terutama untuk pasien yang tidak dapat bernapas dalam dan pasien-pasien yang sedang dalam keadaan gawat yang tidak dapat bernapas spontan. Untuk pengobatan di rumah cara yang terbaik adalah dengan menggunakan MDI. 2.4. VENTILATOR Dapat dengan menggunakan MDI atau hand held nebulizer, yakni melalui bronkodilator Tee. Dengan cara ini sebenarnya tidak efektif oleh karena banyak aerosol yang mengendap, sehingga cara ini dianggap kurang efektif dibandingkan dengan MDI. 3. Contoh obat Nebulizer (Ventolin) dan dosis : Ventolin Nebules Dosis ANAK dan DEWASA Dosis awal adalah 2.5 mg. Dapat ditingkatkan menjadi 5 mg. Pengobatan dapat diulang 4 kali sehari. Pada orang dewasa, dosis dapat diberikan sampai 40 mg/hari dengan pengawasan yang ketat di rumah sakit pada pasien obstruksi saluran napas berat. B. PEMBERIAN OBAT PER VAGINA Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina, yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat dan mengobati saluran vagina atau serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan suppositoria yang digunakan untuk mengobati infeksi lokal. Alat dan Bahan: 1. Obat dalam tempatnya. 2. Sarung tangan. 3. Kain kasa. 4. Kertas tisu. 5. Kapas sublimat dalam tempatnya. 6. Pengalas. 7. Korentang dalam tempatnya. Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. 5. Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat. 6. Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbert. 7. Apabila jenis obat suppositoria maka buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat. 8. Regangkan labia minora dengan tangan kiri dan masukkan obat sepanjang dinding kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm. 9. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisium dan labia dengan tisu. 10. Anjurkan untuk tetap dalam posisi kurang lebih 10 menit agar obat bereaksi. 11. Cuci tangan. 12. Catat jumlah, dosis, waktu, dan cara pemberian. Dosis Albothyl yang diencerkan dengan 10-15 tetes dalam segelas air (200ml). Kemudian teteskan albothyl apada cotton bud dan oleskan pada area infeksi tekan selama ½ menit. C. PEMBERIAN OBAT VIA ANUS/REKTUM Merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, dengan tujuan memberikan efek lokal dan sistemik. Tindakan pengobatan ini disebut pemberian obat suppositoria yang bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat, menjadikan lunak pada daerah feses dan merangsang buang air besar. Contoh pemberian obat yang memiliki efej lokal seperti obat dulcolac supositoria yang berfungsi secara lokal untuk meningkatkan defekasi dan contoh efek sistemik pada obat aminofilin suppositoria dengan berfungsi mendilatasi bronkus. Pemberian obat supositoria ini diberikan tepat pada dnding rektal yang melewati sfingter ani interna. Kontra indikasi pada pasien yang mengalami pembedahan rektal. Alat dan Bahan: 1. Obat suppositoria dalam tempatnya. 2. Sarung tangan. 3. Kain kasa. 4. Vaselin/pelicin/pelumas. 5. Kertas tisu. Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. 5. Oleskan ujung pada obat suppositoria dengan pelicin. 6. Regangkan glutea dengan tangan kiri, kemudian masukkan suppositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, 5 cm pada bayi atau anak. 7. etelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu. 8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit. 9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok. 10. Cuci tangan. 11. Catat obat, jumlah dosis, dan cara pemberian. Komposisi Metronidazol 250 mg, tiap tablet mengandung metronidazol 250 mg Metronidazol 500 mg, tiap tablet mengandung metronidazol 500 mg D. PEMBERIAN OBAT PADA KULIT Merupakan cara memberikan obat pada kulit dengan mengoleskan bertujuan mempertahankan hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi infeksi. Pemberian obat kulit dapat bermacam-macam seperti krim, losion, aerosol, dan sprei. Alat dan Bahan: 1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim,aerosol, sprei). 2. Pinset anatomis. 3. Kain kasa. 4. Kertas tisu. 5. Balutan. 6. Pengalas. 7. Air sabun, air hangat. 8. Sarung tangan. Prosedur Kerja: 1. Cuci tangan. 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 3. Pasang pengalas di bawah daerah yang akan dilakukan tindakan. 4. Gunakan sarung tangan. 5. Bersihkan daerah yang akan di beri obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan gunakan pinset anatomis. 6. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan, mengompres. 7. Kalau perlu tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati. 8. Cuci tangan. Contoh obat tetes mata yaitu Lotte dengan cara pakai : Teteskan pada mata yang sakit 2-3 tetes, 3 atau 4 kali sehari. . Komposisi Tiap gram krim mengandung ketoconazole 20 mg. E. PEMBERIAN OBAT PADA MATA Indikasi Biasanya obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai berikut : a) Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang. b) Antiseptik dan antiinfeksi. c) Radang atau alergi mata. Kontraindikasi Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter. Persiapan Alat dan Bahan Alat dan Bahan: 1. Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau berupa salep. 2. Pipet. 3. Pinset anatomi dalam tempatnya. 4. Korentang dalam tempatnya. 5. Plestier. 6. Kain kasa. 7. Kertas tisu. 8. Balutan. 9. Sarung tangan. 10. Air hangat/kapas pelembab. Cara Pemakaian Tetes atau salep mata 1. Botol obat dengan tetes mata steril atau tube salep. 2. Patch dan plester mata (bila perlu). 3. Kartu, format, atau huruf cetak nama obat. 4. Bola kapas atau tisu. 5. Wadah cuci berisi air hangat atau lap. 6. Sarung tangan sekali pakai. F. TAHAP PEMBERIAN SUNTIKAN EPIDURAL Mekanisme kerja epidural sebagai berikut. Tulang punggung terdiri dari tulang belakang yang terpisah-pisah. Tulang belakang melindungi urat saraf tulang belakang yang membentang dari pinggul hingga ke pangkal leher. Urat saraf tulang belakang terdiri dari jutaan serabut saraf. Semuanya terhubung ke otak dan ke seluruh bagian tubuh dengan rute berbeda-beda. Secara fungsi, serabut saraf dibagi dua jenis, yaitu serabut urat saraf sensoris dan serabut urat saraf motoris. Serabut saraf sensoris berfungsi menyampaikan pesan, seperti rasa sakit, panas, dan dingin dari tubuh ke otak. Serabut saraf motoris bekerja sebaliknya, yaitu menyampaikan pesan dari otak ke bagian tubuh, antara lain “menyuruh” tubuh bergerak atau berkontraksi. Pada pembiusan epidural, bagian yang dibius atau diberi penawar sakit adalah urat saraf sensoris sehingga sakit saat kontraksi di rahim tidak sampai ke otak. Akibatnya, ibu pun tidak merasakan sakit. Namun, pembiusan ini tidak boleh terkena urat saraf motoris sehingga otak tetap dapat “memerintahkan” otot-otot rahim berkontraksi. Di punggung, urat saraf dikelilingi selubung berisi air yang disebut dura. Antara dura dengan tulang terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf menuju dan dari berbagai bagian tubuh yang disebut epidura. Pembiusan dilakukan dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat kecil melalui otot punggung ibu hingga ke epidura, dan dengan sangat hati-hati menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura. Sekarang, dokter dapat memberi pembiusan melalui tabung di dalam rongga tersebut. Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika memasukkan jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut. Setelah itu, ibu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti mual, kejang, dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik sangat rendah yang tentu tidak balk bagi ibu maupun janin. Untuk mengatasi penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan. Selain itu, karena tidak merasakan sakit akibat suntikan epidural, mungkin ibu menjadi sulit untuk membantu kelahiran bayi dengan mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim. G. TERAPI PANAS DINGIN 1.1 Terapi Panas Terapi panas merupakan terapi dengan menggunakan panas. Sedangkan kompres adalah salah satu metode fisik yang digunakan untuk menurunkan suhu tubuh bila anak demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Kompres panas membantu meredakan sakit yang berhubungan dengan radang sendi dan otot kaku dengan mengurangi ketegangan dan melancarkan aliran darah. Alat dan Bahan 1. Kom berisi air hangat sesuai kebutuhan (40-46c) 2. Bak seteril berisi dua buah kasa beberapa potong dengan ukuran yang sesuai 3. Kasa perban atau kain segitiga 4. Pengalas 5. Sarung tangan bersih di tempatnya 6. Bengkok dua buah (satu kosong, satu berisi larutan Lysol 3%) 7. Waslap 4 buah/tergantung kebutuhan 8. Pinset anatomi 2 buah 9. Korentang Prosedur Kerja NO LANGKAH 1. Dekatkan alat-alat kedekat klien 2. Perhatikan privacy klien 3. Cuci tangan 4. Atur posisi klien yang nyaman 5. Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dikompres 6. Kenakan sarung tangan lalu buka balutan perban bila diperban. Kemudian, buang bekas balutan ke dalam bengkok kosong 7. Ambil beberapa potong kasa dengan pinset dari bak seteril, lalu masukkan ke dalam kom yang berisi cairan hangat. 8. Kemudian ambil kasa tersebut, lalu bentangkan dan letakkan pada area yang akan dikompres Bila klien menoleransi kompres hangat tersebut, lalu ditutup/dilapisi dengan kasa kering. selanjutnya dibalut dengan kasa perban atau kain segitiga 9. Lakukan prasat ini selama 15-30 menit atau sesuai program dengan anti balutan kompres tiap 5 menit 10. Lepaskan sarung tangan 11. Atur kembali posisi klien dengan posisi yang nyaman 12. Bereskan semua alat-alat untuk disimpan kembali 13. Cuci tangan 14. Dokumentasikan tindakan ini beserta responnya 1.2 Terapi Dingin Jenis-jenis : 1. Kantong Es Teknik ini menggunakan tas sederhana seperti kantong plastik, botol air panas, kemasan dingin kimia atau sayuran beku. Caranya dengan menerapkan kain handuk kering di atas area tersebut untuk mencegah kontak langsung es untuk kulit. Kulit akan melewati empat tahapan sensasi dalam 10-15 menit. Sensasi ini dalam rangka adalah: 1) Dingin kulit 2) Merasa Burning 3) Sakit 4) Kekebasan 2. Pijat Es Es merupakan material dari teknik terapi dingin. Es adalah sebuah air bersih yang dimasukkan ke dalam wadah lalu dibekukan di dalam lemari es samapi benar-benar beku. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam teknik ini yaitu sedikit demi sedikit membuka es lalu pijatkan ke area yang sakit dengan menggunakan gerakan melingkar konstan. Jangan meletakkan es di satu daerah selama lebih dari 3 menit karena hal ini dapat menyebabkan radang dingin. Terapi dingin harus dihentikan setelah kulit terasa mati rasa. Alat dan Bahan Alat a) Bengkok b) Handuk kering c) Kom Bahan a) Kirbat es atau eskap dengan sarungnya b) Kom berisi potongan-potongan kecil es serta satu sendok teh garam agar es tidak cepat mencair c) Air dalam kom Perlengkapan a) Baki dan alas b) Perlak kecil atau handuk kecil c) Tempet cuci tangan d) Alat tulis dan buku catatan e) Tempat sampah basah f) Tempat sampah kering g) Baskom Prosedur Kerja No. Langkah Kerja 1. Siapkan alat dan bahan serta susu secara ergonomis 2. Kajian pasien 3. Informed Consent 4. Bawa alat-alat ke dekat klien 5. Cuci tangan 6. Masukkan batnan es ke dalam kom air 7. Isi kirbat es dengan potongan es sebanyak kurang lebih setengah bagian dari kirbat tersebut 8. Keluarkan udara dari eskap dengan melipat bagian yang kosong, lalu di tutup rapat 9. Periksa skap 10. Keringkan eskap dengan lap, lalu masukkan ke dalam sarungnya 11. Buka area yang akan di obati dan atur yang nyaman pada klien 12. Pasang perlak pengalas pada bagian tubuh yang akan di obati 13. Letakkan eskap pada bagian yang memerlukan terapi 14. Kaji keadaan kulit setiap 20 menit terhadap nyeri, mati rasa, dan suhu tubuh 15. Angkat eskap bila sudah selesai 16. Atur posisi klien kembali pada posisi yang nyaman 17. Bereskan alat setelah selesai melakukan terapi ini 18. Cuci tangan 19. Dokumentasikan H. ZID BATH/ KOMPRES 1.1 Terapi Kompres Hangat Terapi kompres hangat merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot dan memberikan rasa hangat. Persiapan Alat Dan Bahan a) Botol berisi air panas (suhu 46 – 51,5°C) / air hangat b) Thermometer air c) Lain pembungkus Cara Kerja a) Cuci tangan b) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan c) Isi botol dengan air panas d) Tutup botol yang telah diisi air panas kemudian dikeringkan e) Masukan botol kedalam kantong air. Bila menggunakan kain, masukan kain pada air hangat lalu bilas f) Tempatkan botol atau kain yang sudah diperas pada daerah yang akan dikompres g) Angkat botol atau kain tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi botol/ masukan lagi kain ke dalam air hangat lalu peras. Taruh lagi botol/ kain pada daerah yang akan dikompres h) Catat perubahan yang terjadi selama tindakan i) Cuci tangan 1.2 Terapi Kompres Dingin Merupakan tindakan dengan memberikan kompres dingin untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, menurunkan suhu tubuh, mengurangi rasa nyeri, mencegah edema, dan mengontrol peredaran darah dengan meningkatkan vasokonstriksi. Persiapan Alat Dan Bahan a) Thermometer b) Air dingin c) Kain atau kantong pelindung d) Kantong es dan sejenisnya Cara Kerja a) Cuci tangan b) Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan c) Ukur suhu tubuh d) Masukan air dingin pada kantong es. Bila menggunakan kain, masukan kain pada air dingin lalu diperas e) Letakan kantong/ kain pada daerah yang akan dikompres seperti di daerah axilla, di daerah yang sakit f) Catat perubahan yang terjadi selama tindakan g) Cuci tangan I. MANAJEMEN NYERI Ada beberapa cara untuk mengatasi nyeri yang dapat dilaksanakan oleh petugas kesehatan, diantaranya: a. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya: ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan. b. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik – teknik, seperti: teknik latihan pengalihan : 1) Menonton televise 2) Berbincang – bincang dengan orang lain 3) Mendengarkan music c. Teknik relaksasi. Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam mengisi paru – paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot – otot tangan, kaki, perut dan punggung serta mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hingga pasien merasa nyaman, tenang dan rileks. d. Stimulasi kulit 1) Menggosok dengan halus pada daerah nyeri. 2) Menggosok punggung. 3) Menggunakan air hangat dan dingin. 4) Memijat dengan air mengalir e. Pemberian obat analgesic. Pemberian obat analgesik dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus nyeri agar tetap terjadi perubahan perepsi dengan cara mengurangi kortikol terhadap nyeri. f. Pemberian stimulator listrik. Pemberian stimulator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubah stimulus nyeri denga stimulus yang kurang dirasakan. Bentuk stimulator metode stimulus listrik meliputi: 1) Transcutaneous electrical nerve stimu;lator (TENS) yang digunakan untuk mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan beberapa metode electrode di luar. 2) Percutaneous implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat stimulator yang diimplant dibawah kulit dengan transmitor timah penerima pada daerah epidural dan columna vertebrae. 3) Stimulator coluumna vertebrae, sebuah stimulator yang dicangkok melalui kantong kulit intra klavikula atau abdomen yakni elektoda ditanam dengan cara bedah pada dorsum sum – sum tulang belakang. Referensi Dahlan Kasrida, St. Umrah. 2013. Buku Ajar Keterampilan Dasar Praktik Kebidanan. Malang: Intimedia Hidayat A, Aziz Alimul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC Hidayat A, Aziz Alimul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Salemba: Medika Wikipedia.com. Infeksi Nosokomial. (diakses tanggal 20 Februari 2014 pukul 13.00)