Senin, 26 September 2011

[cerpen lucu] SALAHKAN BAPAK AKU!

Ada seorang lelaki yang berjualan buah-buahan dengan pikulan. Dia mangkal berjualan didepan rumah Pak Fulan. Kebetulan, rumah Pak Fulan dipinggri jalan besar sehingga banyak orang mendatangi penjual buah-buahan itu.
Mengetahui depan halaman rumahnya dijadikan tempat jualan, Pak Fulan marah. Lalu, Pak Fulan menulis huruf besar-besar pada papan tripleks dengan cat merah. Isi tulisannya: DILARANG BERJUALAN DI SINI! Papan penulisan larangan berjualan itu ditempelkan Pak Fulan di pintu pagar rumahnya.
Keesokan harinya, si penjual buah-buahan tetap berjualan dipinggir jalan depan rumah halaman rumah Pak Fulan. Orang-orang tetap berdatangan untuk membeli dagangan si penjual. Betapa marah Pak Fulan mengetahui kejadian itu. Dengan langkah tergesa-gesa, dia mendatangi si penjual buah.
“Hei!” teriak Pak Fulan, “kenapa kamu masih tetap nekat berjualan disini?”
“Maaf, Pak,” sahut si penjual buah, “aku hanya berjualan sebentar di pinggir jalan ini.”
“Pinggir jalan katamu?” Pak Fulan memelototkan matanya. “ini depan halaman rumahku, tahu!”
Si penjual diam. “apa kamu tidak bisa membaca?” bentak Pak Fulan tiba-tiba. “lihat tulisan ini! DILARANG BERJUALAN DI SINI! Kenapa kamu masih juga nekat berjualan?”
“O…itu,” si penjual buah menganguk-angukan kepalanya. “kalau masalah itu, jangan salahkan aku, pak. Salah kan saja bapak aku karena aku tidak pernah di sekolahkan. Akibatnya aku tidak bisa membaca dan tidak bisa membaca papan larangan Bapak ini.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar