Rabu, 09 Maret 2016

Kue Kering Rasa kacang

Bahan-bahan/bumbu-bumbu : 5 butir telur 100 gram gula pasir 1 sendok teh emulsifier /pelembut 125 gram tepung terigu protein sedang 100 gram margarin, dilelehkan Cara Pengolahan : Kocok telur, gula pasir, dan emulsifier sampai mengembang. Tambahkan tepung terigu sambil diayak dan diaduk rata. Masukkan margarin leleh sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan. Tuang di loyang diameter 20 cm tinggi 7 cm yang dioles margarin dan dialas kertas roti. Oven 40 menit dengan suhu 180 derajat Celsius. Bahan: 1 kg tepung terigu (kunci biru atau roda biru) 500 gr gula halus (menurutku dengan takaran segitu kurang manis, jadi bisa ditambah) 500 gr kacang tanah sangrai tumbuk 500 gr minyak goreng (yang berkualitas) 1 sdt vanili bubuk kuning telur untuk olesan Cara Membuat: ayak gula halus dan terigu, masukkan vanili, kacang tumbuk, minyak goreng, aduk rata. gilas adonan setebal kira-kira 5 mm (bisa lebih tapi jangan terlalu tipis), cetak sesuai selera, bisa berupa bulan sabit, bintang, hati atau yang lain. taruh diloyang yang diolesi mentega, olesi bagian atas dengan kuning telur panggang sampai matang 150 derajat celcius selama kira-kira 15-20 menit Sewaktu masih panas, kue terasa agak lembek namun setelah dingin tidak lembek lagi. Jika ingin mencoba, buatlah setengah resep dahulu.

STUDY TOUR HIMIKA UNRIYO

heyyy.. lama banget aku gak nulis blog sampai-sampai aku setengah mati tertawa melihat foto-foto alay ku pada zaman SMP dulu hahaha
saat ini aku menulis blog di mc Donald Yogyakarta. oh iya aku belum kasih tahu sekarang aku sudah menjadi mahasiswa di Universitas Respati Yogyakarta, aku mengambil jurusan D4 bidan pendidik gak seperti zaman dulu alay sekarang mulai agak dewasa lah (sedikit) hahaha
hari ini aku mau cerita tentang studi tour anggota HIMIKA Universitas Respati Yogyakarta yang aku ikuti. lho kok HIMIKA? bukannya HIMIKA singkatan himpunan mahasiswa keperawatan harusnya kan HIMABI (Himpunan Mahasiswa Bidan) itulah nekat nya aku berpura-pura jadi perawat biasa datang gilanya hahha kalo enggak salah aku harus bayar Rp.650.000 untuk menjadi HIMIKA.
mulai saja ya ceritanya
1. pertama kami ke Universitas Brawijaya Malang untuk sharing antar mahasiswa keperawatan UNIBRAW dan UNRIYO yang hanya direspon angguk-angguk oleh ku hahha (maklum kan bukan anak perawat)
2. kami ke museum angkut, awalnya aku kira ngebosanin dan gak asyik ternyata setelah masuk kedalam WOWWW Amazing!! (acung jempol) buat  museum angkut Malang. berikut foto-fotonya (aku yang ikat dua) lalu menuju jatim Park 1 dan museum tubuh






"JANGAN GANGGU AKU!!" (Drama 5 orang)

ADEGAN 1
Di rumah Vina saat kerja kelompok
Lusy : “eh, kamu denger gak kataya hari minggu kemarin salah seorang teman kita, Fira Andayani mengalami kecelakaan saat pulang dari olahraga pagi di stadion”
Lili : “iya aku denger kok nina pasti sedih karena sekarang gak ada lagi orang yang dikaguminya disekolah kita juga kan satu kelompok sama dia”
Lusy : “atau mungkin diam-diam dia ada disekeliling kita roh Fira gentayagan! Fira kan mati kecelakaan, pasti arwahnya penasaran” (semua teman langsung melotot kepadanya)
Vina “ “jangan sembarangan kalo ngomong!” (menghardik)
Lily :” lho akukan Cuma mengatakan apa adanya kok. Fira kan memang kecelakaan pasti arwahnya gentayangan”
Vina : “ iya jadi arwah penasaran dan nakutin-nakutin kamu!”
(Lily Cuma menjulurkan lidahnya cuek lalu Lusy membela)
Lusy : “kalaupun ada yang melihat arwah Fira, pasti Nina orangnya. Cuma Nina kan yang punya kemampuan melihat hantu!” (tertawa cekikan dengan Lily)
(Nina yang beru datang hanya diam)
Aku : “jangan hiraukan mereka Nin, mereka memang gak punya hati nurani” (menyentuh bahunya namun ditapis oleh Nina lalu menghindar lalu hampir menangis)
Lily : (melihat nina hampir menangis lalu berbisik-bisik ke Lusy sambil menunjuk Nina)
Aku : “apaan sih, apa salahnya coba punya kemampuan melihat makhluk tak kasat mata”
(aku semakin iba melihatnya lalu kudekati lagi namun Nina malah menjauh dan pindah tempat duduk)

ADEGAN 2
Nina Meneliti dedaunan di jembatan lalu didekati oleh Lusy dan Lily
Lily : “kamu pasti melihatnya kan?” (dengan wajah memaksa)
(nina gemetar aku terkejut melihatnya)
Nina : “apa.. mak..sud kamu?” (gugup)
Aku: “ Ly, tolong jangan menggangu Nina” (memohon namun tidak di gubris)
Lusy: “kamu tadi menangis pasti kamu melihat Fira kan?”
(aku semakin terkejut. Nina hampir menangis)
Aku : “memang kenpa kalau dia bisa melihat apa itu salah?” (bela aku)
Lily : “anak aneh” (dengan muka sinis)
Lusy: “besok pasti dia akan menakuti-nakuti seisi kelas dengan berteriak-teriak bahwa hantu Fira gentayangan siang-siang begini” (tertwa mengejek bersama Lily)
(Nina hanya diam sambil membuka bukunya)
         
ADEGAN 3
Di dekat jembatan duduk menunggu yang lain
Vina : “Nina belum datang ya?” (mengambil minuman)
Lily : “belum tuh, eh sekarang aneh ya dia selalu tampak ketakutan lalu tiap pulang sekolah selalu buru-buru”
(dengan muka sinis lalu tertawa bersama Lusy. Vina hanya menggeleng)
Aku : “iya aku jga memanggilnya selalu tidak dihiraukannya padahal aku hanya berniat membantunya” (dengan muka sedih)
Lusy : “dia suka bicara sama tembok, lalu berteriak histeris anak aneh”
(Nina datang aku menegurnya namun dia berpaling)

ADEGAN 4
Lusy : “hey paranormal! Kamu sudah melihat Fira kan”
Nina : “apa maksud kamu?” (gugup, gemetar )
Lily : “ enggak perlu dijelasin kan? Sudah 2 hari Fira meninggal, pasti kamu sering melihatnya atau jangan-jangan kamu sudah sering mengobrol dengannya?” (tertawa cekikan bersama Lusy)
Nina “tidak, Fira sudah tenang di alamnya, dia tidak ada disini..”
Lusy : “apa buktinya kalau dia sudah tenang? Kenapa kamu selalu terburu-buru setiap pulang kerja kelompok kalu tidak ada yang mengejarmu” (dengan muka sinis)
Lily: “kamu sudah mulai normal ya? Sudah tidak kesurupan lagi?” (sambil mengjek)
Nina : Aku memang normal!!” (setengah teriak)
Lusy : “buktikan kalau normal, kamu tau disana ada rumah yang katanya berhantu coba kamu diam disana sampai kita selesai kerja kelompok tugas kamu biar kami yang kerjakan gimana?” (tersenyu sinis)
(Nina menyanggupinya dan Lusy serta Lily tersenyum puas)




ADEGAN 5
(tubuh Nina gemetar menuju rumah tua itu. Aku kasihan melihatnya lalu mengikutinya)
Aku : “Nina lebih baik kamu pulang tidak ada gunanya kamu meladeni tantangan mereka” (memohon)
Nina : (tertunduk lalu menggeleng)
Aku :” kalu begitu aku akan menemanimu. Kita hadapi berdua”
Nina : (mengangkat wajahnya lalu menggeleng keras-keras) “tidak! Pergilah! Pergi saja..” (meninggalkan aku)
Aku : “Nina tunggu..!” (mengejar)
(aku terhenti mersa atmosfer rumah tua itu tidak enak)
Aku : “Nina...” (tak ada sahutan)
(melihat Nina terduduk lalu mendekat. Nina sangat terkejut matanya terbelalak pucat seperti melihat sesuatu)
Aku : “Nina, sebaiknya kita pulang saja. Percuma meneruskan tantagan konyol ini. Mereka hanya menggertakmu, jangan biarkan dirimu tersiksa” (membujuk)
(Nina menggeleng denga keras mundur beberapa langkah)
Aku : “Nina...”
Nina : “Pergilah jangan ganggu aku... biarkan aku sendiri!!”
Aku : “ aku hanya ingin membantumu biarkan aku menemanimu supaya kamu tau bahwa kamu masih memiliki teman baik” (membujuk)
Nina: “tidak!! Biarkan aku sendiri..!!!” (berteriak)
Aku : “Nina aku tau kita duduk satu bangku tapi kamu tak pernah membagi bebanmu kepadaku, aku hanya mau membantu mungkin aku selama ini tak pernah perduli tapi aku akan menemanimu. Aku tau kamu ketakutan kamu ingin disebut normal” (berusaha membujuk)
Nina : “tidak...! aku tidak mau kamu disini...! pergi..” (berteriak ketakukan semakin mundur air matanya bercucuran)
Aku : “Nina...apa kamu bisa melihat...  ( melihat sekeliling lalu melihat bayangan yang mengerikan) nina..aku..”
Nina: (berteriak histeris) pergilah..! aku mohon Fir.. pergi tinggalkan aku sendiri! Jangan gangggu aku lagi Fira, kamu sudah seharusnya tenang di alam sana..! jangan ikuti aku terus..! pergi!” (menangis histeris)
(aku melihat bayangnku dicermin dan terkejut. Nina meringkuk tersedu sambil menutupi wajahnya gemetar)




Minggu, 06 Maret 2016

SKENARIO DRAMA ETIKUM

Suatu malam , Hujan turun . Terlihat sepasang suami istri berjalan dengan tertatih-tatih Mencari seorang yang dapat menolong istrinya untuk bersalin. Beberapa saat kemudian tibalah mereka disebuah pondok kecil

Suami : (Tok…tok…tok) “mbah…….!!!!!! Tolong istri saya mau melahirkan mbah….. …. Cepat mbah,,,,cepat”( sang suami memanggil Dukun dengan panik)
Dukun : “Oh….cepat, cepat ,,,, cepat ! bawa kesini….”

Dukun itupun segera menangani sang istri akan tetapi sang dukun tidak sanggup menolongnya, karena sang Dukun mengetahui bahwa Sang istri tersebut akan melahirkan sungsang. Kemudian sang dukun meminta sang suami memanggil bidan desa . Kemudian sang suami pergi kerumah bidan yang rumahnya agak dekat dari rumah dukun .

Dukun : “Maaf pak…, saya tidak bisa menolong istri bapak karena ini sungsang…”
Suami : “Terus bagaimana mbah…???”
Dukun : “Cepat panggil bidan…cepat….cepat….”(dengan panik…)
Ibu Partus : “a…..a….a…..”(menjerit-jerit kesakitan….)
Dukun : “Sabar nak……….”

Beberapa menit kemudian Sang suami datang bersama Bu Bidan .

Dukun : “Bu Bidan Janin pada ibu ini sungsang, ini anak pertama…. Saya tidak sanggup bu….”(Sang dukun cepat-cepat berkata kepada sang bidan dengan keadaan panik)
Bidan : “iya mbah… tenang ,,,jangan terlalu panik ”

Kemudian sang Bidan memeriksa ibu Partus tersebut dan memasang infus.

Bidan : “ini anak pertama, Jadi bukan wewenang saya,,,, sebaiknya ibu Nola kita Rujuk ke Rumah sakit …ayo cepat-cepat bawa ke mobil…..”

Mereka pun Bergegas membawa ibu Nola ke Rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, sang perawat membantu Bidan tersebut…

Perawat1 : “Ayo bu,,, mari…. Kita bawa keruang Martenitas…”
Perawat2 : “Sebelah sini bu,,,,, mari bu”
Bidan : “iya sus, Terima kasih”

Lalu Bidan dan perawat tersebut membawa ibu Nola ke ruang bersalin. Kemudian sang Bidan memberikan rujukannya kepada Dokter…

Bidan : “Dok, ibu ini melahirkan secara sungsang. Karena anak pertama, saya tidak ingin mengambil resiko dan lagi ini bukan wewenang saya.”
Dokter : “Kalau begitu siapkan semua peralatan operasi , kita akan melakukan Seksia Sesario ”
Kemudian, Bidan, Perawat dan dokter melakukan kolaborasi membantu ibu partus tersebut. Setelah beberapa jam kemudian, Operasi berjalan dengan lancar.
Dokter : “Ini bu Bidan,, tolong bersihkan bayi ini.”

Sang Bidan membersihkan bayi tersebut dan memberikan kepada sang Perawat Karena keadaan bayi yang sangat lemah, bayi tersebut dibawa keruang intensif dan dimasukkan ke dalam incubator.

Karena keadaan bayi yang lemah , Bidan , Perawat dan Dokter mendiskusikan masalah tersebut.

Perawat1 : “ Keadaan bayi tersebut lemah Dok,”
Bidan : “ Iya benar bayi tersebut sangat lemah…. Sepertinya , asupan Nutrisinya kurang”
Dokter : “ hmmmm, benar sekali melihat tanda-tanda pada saat lahir tadi tangisannya tidak reflek menunjukkan bayi tersebut mengalami sedikit gangguan .Berarti kita harus melibatkan juga Dokter Ahli Gizi untuk menangani hal ini…. ”
Perawat2 : “Nanti saya akan memanggi Dokter Farida untuk menangani masalah ini”

Beberapa menit kemudian, Perawat dan Dokter Farida Datang .

Dokter Farida : “ apa ini masalah bayi ibu Nola?”
Bidan : “ Benar Dok.”
Dokter Farida : “Tadi sebelum kesini, saya sempat memeriksa bayi tersebut. Bayi itu benar-benar sangat lemah.”
Dokter : “Bagaimana tindakan kita selanjutnya?”
Dokter Farida : “ Saya rasa bayi tersebut harus kita rawat untuk beberapa hari sampai keadaannya putih. Sepertinya bayi ini kekurangan asupan nutrisi , mingkin pada saat hamil ibu tersebut kurang makan sayur mayor dan protein”
Perawat 1 : “iya Dok, berat badannya juga menurun”
Bidan : “Saya juga sependapat. Kalau begitu saya akan beritahukan hal ini kepada pihak keluarga agar tidak terlalu cemas dengan hal ini”

Kemudian sang bidan menuju ke ruang ibu nifas. Disana ada beberapa kerabat yang menjenguk ibu nola.

Bidan : “Selamat sore bu,, Bagaimana keadaannya sekarang ??”
Ibu Nola : “Alhamdullillah sudah lebih baik Bu, Bidan”
Tiba-tiba sang suami dan mertua bertanya
Suami : “Kenapa anak saya di ruang incubator bu Bidan???”
Mertua : “Iya Bu Bidan. Apa ada masalah dengan cucu saya??”
Bidan : “Begini , Bu, pak… bayi ibu dan bapak kondisinya sangat lemah jadi untuk sementara waktu, harus dirawat untuk ditangani tenaga medis. Ibu dan bapak tak perlu cemas dan khawatir, sebab kami akan mengerahkan tenaga kami semaksimal mungkin ”
Mertua : “Memang cucu saya itu sakit apa bu Bidan??”
Bidan : “Cucu ibu tidak terkena penyakit , hanya kondisinya saja lemah. Sepertinya ibu Nola kurang berolah raga Dan makanan bernutrisi”
Suami : “Istri saya kurang suka makan sayur Bu,,, Dan Ibu melarang makan ikan katanya nanti sisikan. Kalau olahraga, saya memang melarangnya bu,, karna kehamilan yang pertama, saya tidak ingin sampai anak saya kenapa-kenapa”
Mertua : “Iya Bu Bidan, Kalau makan ikan nanti anaknya sisikan seperti tetangga saya”
Bidan : “Ibu,,, Bapak,,, itu adalah asumsi yang sangat salah. IKan itu sangat bagus untuk prosen perkembangan janin. Karena kandungan proteinnya sangat tinggi. Tetangga ibu yang anaknya sisikan itu bukan pengaruh dari ikan. Bapak,, olahraga itu sangat baik untuk ibu hamil… senam ringan untuk ibu hamil itu tidak mengganggu. Mala sangat bagus untuk perkembangan ibu dan janin”
Mertua : “O… gitu ya Bu,,,, Saya tidak tau sih.. saya mengerti sekarang Bu”
Bidan : “Kalau begitu, Apakah ibu dan bapak setuju apabila untuk beberapa hari ini anak ibu dan bapak kita rawat di Rumah sakit ini”
Suami : “Saya sangat setuju BU”
Ibu Nola : “Kalau itu yang terbaik,, saya setuju bu Bidan yang Penting anak saya selamat”
Mertua : “Iya Bu Bidan cucu saya bidan,,, cucu saya sehat”
Bidan : “Tenang saja Pak,, Bu,, kami akan membantu semaksimal mungkin”

Kemudian sang Bidan, perawat, dokter , Dokter gizi dan Tenaga medis lain berkolaborasi merawat bayi tersebut. Dan beberapa hari kemudian, Bayi ibu Nola menjadi sehat.

Bidan : “Selamat pagi Bu.. Nola Hari ini ada kabar Gembira,,,, Bayi ibu sudah sehat jadi, hari ini dapat dibawa pulang. ”
Ibu Nola : “Alhamdullilllah…,bu Bidan, Trimakasih bu Bidan ,, Semua ini berkat bantuan Bu Bidan”
Suami : “Benar, Terima kasih sekali Bu BIdan.”
Bidan : “Ini bukan karena saya saja bu,,, pak,,, tetapi bantuan dari tenaga medis lain juga”
Hari itu juga ibu Nola dan suaminya beserta Bidan Pulang. Kemudian sang suami dan Bidan melakukan Pembayaran Rumah sakit

Bidan : “Sus , Berapa Biaya Rumah sakit nya?”
Perawat 3 : “ Ibu dan anak dilakukan perawatan selama 5 hari , karena ada kartu ASKES, jadi hanya Rp.1.500.000 Bu bidan”

Setelah itu Sang suami membayar biaya Rumah sakit. Sebelumnya Dokter memberikan sebuah resep obat untuk sang ibu. Kemudian sang Suami menebus Obat tersebut diRumah sakit tersebut di bagian obat-obatan

Suami : “Sus, ini ada resep dari Dokter. Saya mau menebusnya”
Perawat 4 : “iya Pak,, Sebentar saya ambilkan.”
Beberapa menit kemudian,
Perawat 4 : “ini pak obatnya,,,”
Suami : “Terima kasih Suster,,,,”
Perawat 4 : “Sama-sama pak….”

Akhirnya Bayi ibu Nola di bawa pulang. Semuanya karena kerjasama Bidan dan tenaga kesehatan lainnya sehingga, dapat terbentuk kerjasama yang baik. Ibu Nola, Suami dan mertua juga jadi mengerti bahwa, lebih aman dan baik jika melakukan persalinan dengan bantuan Bidan.


The End