Rabu, 09 Maret 2016
Kue Kering Rasa kacang
Bahan-bahan/bumbu-bumbu :
5 butir telur
100 gram gula pasir
1 sendok teh emulsifier /pelembut
125 gram tepung terigu protein sedang
100 gram margarin, dilelehkan
Cara Pengolahan :
Kocok telur, gula pasir, dan emulsifier sampai mengembang.
Tambahkan tepung terigu sambil diayak dan diaduk rata.
Masukkan margarin leleh sedikit-sedikit sambil diaduk perlahan.
Tuang di loyang diameter 20 cm tinggi 7 cm yang dioles margarin dan dialas kertas roti.
Oven 40 menit dengan suhu 180 derajat Celsius.
Bahan:
1 kg tepung terigu (kunci biru atau roda biru)
500 gr gula halus (menurutku dengan takaran segitu kurang manis, jadi bisa ditambah)
500 gr kacang tanah sangrai tumbuk
500 gr minyak goreng (yang berkualitas)
1 sdt vanili bubuk
kuning telur untuk olesan
Cara Membuat:
ayak gula halus dan terigu, masukkan vanili, kacang tumbuk, minyak goreng, aduk rata.
gilas adonan setebal kira-kira 5 mm (bisa lebih tapi jangan terlalu tipis), cetak sesuai selera, bisa berupa bulan sabit, bintang, hati atau yang lain.
taruh diloyang yang diolesi mentega, olesi bagian atas dengan kuning telur
panggang sampai matang 150 derajat celcius selama kira-kira 15-20 menit
Sewaktu masih panas, kue terasa agak lembek namun setelah dingin tidak lembek lagi. Jika ingin mencoba, buatlah setengah resep dahulu.
STUDY TOUR HIMIKA UNRIYO
heyyy.. lama banget aku gak nulis blog sampai-sampai aku setengah mati tertawa melihat foto-foto alay ku pada zaman SMP dulu hahaha
saat ini aku menulis blog di mc Donald Yogyakarta. oh iya aku belum kasih tahu sekarang aku sudah menjadi mahasiswa di Universitas Respati Yogyakarta, aku mengambil jurusan D4 bidan pendidik gak seperti zaman dulu alay sekarang mulai agak dewasa lah (sedikit) hahaha
hari ini aku mau cerita tentang studi tour anggota HIMIKA Universitas Respati Yogyakarta yang aku ikuti. lho kok HIMIKA? bukannya HIMIKA singkatan himpunan mahasiswa keperawatan harusnya kan HIMABI (Himpunan Mahasiswa Bidan) itulah nekat nya aku berpura-pura jadi perawat biasa datang gilanya hahha kalo enggak salah aku harus bayar Rp.650.000 untuk menjadi HIMIKA.
mulai saja ya ceritanya
1. pertama kami ke Universitas Brawijaya Malang untuk sharing antar mahasiswa keperawatan UNIBRAW dan UNRIYO yang hanya direspon angguk-angguk oleh ku hahha (maklum kan bukan anak perawat)
2. kami ke museum angkut, awalnya aku kira ngebosanin dan gak asyik ternyata setelah masuk kedalam WOWWW Amazing!! (acung jempol) buat museum angkut Malang. berikut foto-fotonya (aku yang ikat dua) lalu menuju jatim Park 1 dan museum tubuh
saat ini aku menulis blog di mc Donald Yogyakarta. oh iya aku belum kasih tahu sekarang aku sudah menjadi mahasiswa di Universitas Respati Yogyakarta, aku mengambil jurusan D4 bidan pendidik gak seperti zaman dulu alay sekarang mulai agak dewasa lah (sedikit) hahaha
hari ini aku mau cerita tentang studi tour anggota HIMIKA Universitas Respati Yogyakarta yang aku ikuti. lho kok HIMIKA? bukannya HIMIKA singkatan himpunan mahasiswa keperawatan harusnya kan HIMABI (Himpunan Mahasiswa Bidan) itulah nekat nya aku berpura-pura jadi perawat biasa datang gilanya hahha kalo enggak salah aku harus bayar Rp.650.000 untuk menjadi HIMIKA.
mulai saja ya ceritanya
1. pertama kami ke Universitas Brawijaya Malang untuk sharing antar mahasiswa keperawatan UNIBRAW dan UNRIYO yang hanya direspon angguk-angguk oleh ku hahha (maklum kan bukan anak perawat)
2. kami ke museum angkut, awalnya aku kira ngebosanin dan gak asyik ternyata setelah masuk kedalam WOWWW Amazing!! (acung jempol) buat museum angkut Malang. berikut foto-fotonya (aku yang ikat dua) lalu menuju jatim Park 1 dan museum tubuh
"JANGAN GANGGU AKU!!" (Drama 5 orang)
ADEGAN 1
Di rumah
Vina saat kerja kelompok
Lusy : “eh,
kamu denger gak kataya hari minggu kemarin salah seorang teman kita, Fira
Andayani mengalami kecelakaan saat pulang dari olahraga pagi di stadion”
Lili : “iya
aku denger kok nina pasti sedih karena sekarang gak ada lagi orang yang
dikaguminya disekolah kita juga kan satu kelompok sama dia”
Lusy : “atau
mungkin diam-diam dia ada disekeliling kita roh Fira gentayagan! Fira kan mati
kecelakaan, pasti arwahnya penasaran” (semua teman langsung melotot kepadanya)
Vina “
“jangan sembarangan kalo ngomong!” (menghardik)
Lily :” lho
akukan Cuma mengatakan apa adanya kok. Fira kan memang kecelakaan pasti
arwahnya gentayangan”
Vina : “ iya
jadi arwah penasaran dan nakutin-nakutin kamu!”
(Lily Cuma
menjulurkan lidahnya cuek lalu Lusy membela)
Lusy :
“kalaupun ada yang melihat arwah Fira, pasti Nina orangnya. Cuma Nina kan yang
punya kemampuan melihat hantu!” (tertawa cekikan dengan Lily)
(Nina yang
beru datang hanya diam)
Aku :
“jangan hiraukan mereka Nin, mereka memang gak punya hati nurani” (menyentuh
bahunya namun ditapis oleh Nina lalu menghindar lalu hampir menangis)
Lily :
(melihat nina hampir menangis lalu berbisik-bisik ke Lusy sambil menunjuk Nina)
Aku : “apaan
sih, apa salahnya coba punya kemampuan melihat makhluk tak kasat mata”
(aku semakin
iba melihatnya lalu kudekati lagi namun Nina malah menjauh dan pindah tempat
duduk)
ADEGAN 2
Nina
Meneliti dedaunan di jembatan lalu didekati oleh Lusy dan Lily
Lily : “kamu
pasti melihatnya kan?” (dengan wajah memaksa)
(nina
gemetar aku terkejut melihatnya)
Nina :
“apa.. mak..sud kamu?” (gugup)
Aku: “ Ly,
tolong jangan menggangu Nina” (memohon namun tidak di gubris)
Lusy: “kamu
tadi menangis pasti kamu melihat Fira kan?”
(aku semakin
terkejut. Nina hampir menangis)
Aku :
“memang kenpa kalau dia bisa melihat apa itu salah?” (bela aku)
Lily : “anak
aneh” (dengan muka sinis)
Lusy: “besok
pasti dia akan menakuti-nakuti seisi kelas dengan berteriak-teriak bahwa hantu
Fira gentayangan siang-siang begini” (tertwa mengejek bersama Lily)
(Nina hanya
diam sambil membuka bukunya)
ADEGAN 3
Di dekat
jembatan duduk menunggu yang lain
Vina : “Nina
belum datang ya?” (mengambil minuman)
Lily :
“belum tuh, eh sekarang aneh ya dia selalu tampak ketakutan lalu tiap pulang
sekolah selalu buru-buru”
(dengan muka
sinis lalu tertawa bersama Lusy. Vina hanya menggeleng)
Aku : “iya
aku jga memanggilnya selalu tidak dihiraukannya padahal aku hanya berniat
membantunya” (dengan muka sedih)
Lusy : “dia
suka bicara sama tembok, lalu berteriak histeris anak aneh”
(Nina datang
aku menegurnya namun dia berpaling)
ADEGAN 4
Lusy : “hey
paranormal! Kamu sudah melihat Fira kan”
Nina : “apa
maksud kamu?” (gugup, gemetar )
Lily : “
enggak perlu dijelasin kan? Sudah 2 hari Fira meninggal, pasti kamu sering
melihatnya atau jangan-jangan kamu sudah sering mengobrol dengannya?” (tertawa
cekikan bersama Lusy)
Nina “tidak,
Fira sudah tenang di alamnya, dia tidak ada disini..”
Lusy : “apa
buktinya kalau dia sudah tenang? Kenapa kamu selalu terburu-buru setiap pulang
kerja kelompok kalu tidak ada yang mengejarmu” (dengan muka sinis)
Lily: “kamu
sudah mulai normal ya? Sudah tidak kesurupan lagi?” (sambil mengjek)
Nina : Aku
memang normal!!” (setengah teriak)
Lusy :
“buktikan kalau normal, kamu tau disana ada rumah yang katanya berhantu coba
kamu diam disana sampai kita selesai kerja kelompok tugas kamu biar kami yang
kerjakan gimana?” (tersenyu sinis)
(Nina menyanggupinya
dan Lusy serta Lily tersenyum puas)
ADEGAN 5
(tubuh Nina
gemetar menuju rumah tua itu. Aku kasihan melihatnya lalu mengikutinya)
Aku : “Nina
lebih baik kamu pulang tidak ada gunanya kamu meladeni tantangan mereka”
(memohon)
Nina : (tertunduk
lalu menggeleng)
Aku :” kalu
begitu aku akan menemanimu. Kita hadapi berdua”
Nina :
(mengangkat wajahnya lalu menggeleng keras-keras) “tidak! Pergilah! Pergi
saja..” (meninggalkan aku)
Aku : “Nina
tunggu..!” (mengejar)
(aku
terhenti mersa atmosfer rumah tua itu tidak enak)
Aku :
“Nina...” (tak ada sahutan)
(melihat
Nina terduduk lalu mendekat. Nina sangat terkejut matanya terbelalak pucat
seperti melihat sesuatu)
Aku : “Nina,
sebaiknya kita pulang saja. Percuma meneruskan tantagan konyol ini. Mereka
hanya menggertakmu, jangan biarkan dirimu tersiksa” (membujuk)
(Nina
menggeleng denga keras mundur beberapa langkah)
Aku :
“Nina...”
Nina :
“Pergilah jangan ganggu aku... biarkan aku sendiri!!”
Aku : “ aku
hanya ingin membantumu biarkan aku menemanimu supaya kamu tau bahwa kamu masih
memiliki teman baik” (membujuk)
Nina:
“tidak!! Biarkan aku sendiri..!!!” (berteriak)
Aku : “Nina
aku tau kita duduk satu bangku tapi kamu tak pernah membagi bebanmu kepadaku,
aku hanya mau membantu mungkin aku selama ini tak pernah perduli tapi aku akan
menemanimu. Aku tau kamu ketakutan kamu ingin disebut normal” (berusaha
membujuk)
Nina :
“tidak...! aku tidak mau kamu disini...! pergi..” (berteriak ketakukan semakin
mundur air matanya bercucuran)
Aku :
“Nina...apa kamu bisa melihat... (
melihat sekeliling lalu melihat bayangan yang mengerikan) nina..aku..”
Nina:
(berteriak histeris) pergilah..! aku mohon Fir.. pergi tinggalkan aku sendiri!
Jangan gangggu aku lagi Fira, kamu sudah seharusnya tenang di alam sana..!
jangan ikuti aku terus..! pergi!” (menangis histeris)
(aku melihat
bayangnku dicermin dan terkejut. Nina meringkuk tersedu sambil menutupi
wajahnya gemetar)
Minggu, 06 Maret 2016
SKENARIO DRAMA ETIKUM
Suatu malam , Hujan turun . Terlihat sepasang suami istri berjalan dengan tertatih-tatih Mencari seorang yang dapat menolong istrinya untuk bersalin. Beberapa saat kemudian tibalah mereka disebuah pondok kecil
Suami : (Tok…tok…tok) “mbah…….!!!!!! Tolong istri saya mau melahirkan mbah….. …. Cepat mbah,,,,cepat”( sang suami memanggil Dukun dengan panik)
Dukun : “Oh….cepat, cepat ,,,, cepat ! bawa kesini….”
Dukun itupun segera menangani sang istri akan tetapi sang dukun tidak sanggup menolongnya, karena sang Dukun mengetahui bahwa Sang istri tersebut akan melahirkan sungsang. Kemudian sang dukun meminta sang suami memanggil bidan desa . Kemudian sang suami pergi kerumah bidan yang rumahnya agak dekat dari rumah dukun .
Dukun : “Maaf pak…, saya tidak bisa menolong istri bapak karena ini sungsang…”
Suami : “Terus bagaimana mbah…???”
Dukun : “Cepat panggil bidan…cepat….cepat….”(dengan panik…)
Ibu Partus : “a…..a….a…..”(menjerit-jerit kesakitan….)
Dukun : “Sabar nak……….”
Beberapa menit kemudian Sang suami datang bersama Bu Bidan .
Dukun : “Bu Bidan Janin pada ibu ini sungsang, ini anak pertama…. Saya tidak sanggup bu….”(Sang dukun cepat-cepat berkata kepada sang bidan dengan keadaan panik)
Bidan : “iya mbah… tenang ,,,jangan terlalu panik ”
Kemudian sang Bidan memeriksa ibu Partus tersebut dan memasang infus.
Bidan : “ini anak pertama, Jadi bukan wewenang saya,,,, sebaiknya ibu Nola kita Rujuk ke Rumah sakit …ayo cepat-cepat bawa ke mobil…..”
Mereka pun Bergegas membawa ibu Nola ke Rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, sang perawat membantu Bidan tersebut…
Perawat1 : “Ayo bu,,, mari…. Kita bawa keruang Martenitas…”
Perawat2 : “Sebelah sini bu,,,,, mari bu”
Bidan : “iya sus, Terima kasih”
Lalu Bidan dan perawat tersebut membawa ibu Nola ke ruang bersalin. Kemudian sang Bidan memberikan rujukannya kepada Dokter…
Bidan : “Dok, ibu ini melahirkan secara sungsang. Karena anak pertama, saya tidak ingin mengambil resiko dan lagi ini bukan wewenang saya.”
Dokter : “Kalau begitu siapkan semua peralatan operasi , kita akan melakukan Seksia Sesario ”
Kemudian, Bidan, Perawat dan dokter melakukan kolaborasi membantu ibu partus tersebut. Setelah beberapa jam kemudian, Operasi berjalan dengan lancar.
Dokter : “Ini bu Bidan,, tolong bersihkan bayi ini.”
Sang Bidan membersihkan bayi tersebut dan memberikan kepada sang Perawat Karena keadaan bayi yang sangat lemah, bayi tersebut dibawa keruang intensif dan dimasukkan ke dalam incubator.
Karena keadaan bayi yang lemah , Bidan , Perawat dan Dokter mendiskusikan masalah tersebut.
Perawat1 : “ Keadaan bayi tersebut lemah Dok,”
Bidan : “ Iya benar bayi tersebut sangat lemah…. Sepertinya , asupan Nutrisinya kurang”
Dokter : “ hmmmm, benar sekali melihat tanda-tanda pada saat lahir tadi tangisannya tidak reflek menunjukkan bayi tersebut mengalami sedikit gangguan .Berarti kita harus melibatkan juga Dokter Ahli Gizi untuk menangani hal ini…. ”
Perawat2 : “Nanti saya akan memanggi Dokter Farida untuk menangani masalah ini”
Beberapa menit kemudian, Perawat dan Dokter Farida Datang .
Dokter Farida : “ apa ini masalah bayi ibu Nola?”
Bidan : “ Benar Dok.”
Dokter Farida : “Tadi sebelum kesini, saya sempat memeriksa bayi tersebut. Bayi itu benar-benar sangat lemah.”
Dokter : “Bagaimana tindakan kita selanjutnya?”
Dokter Farida : “ Saya rasa bayi tersebut harus kita rawat untuk beberapa hari sampai keadaannya putih. Sepertinya bayi ini kekurangan asupan nutrisi , mingkin pada saat hamil ibu tersebut kurang makan sayur mayor dan protein”
Perawat 1 : “iya Dok, berat badannya juga menurun”
Bidan : “Saya juga sependapat. Kalau begitu saya akan beritahukan hal ini kepada pihak keluarga agar tidak terlalu cemas dengan hal ini”
Kemudian sang bidan menuju ke ruang ibu nifas. Disana ada beberapa kerabat yang menjenguk ibu nola.
Bidan : “Selamat sore bu,, Bagaimana keadaannya sekarang ??”
Ibu Nola : “Alhamdullillah sudah lebih baik Bu, Bidan”
Tiba-tiba sang suami dan mertua bertanya
Suami : “Kenapa anak saya di ruang incubator bu Bidan???”
Mertua : “Iya Bu Bidan. Apa ada masalah dengan cucu saya??”
Bidan : “Begini , Bu, pak… bayi ibu dan bapak kondisinya sangat lemah jadi untuk sementara waktu, harus dirawat untuk ditangani tenaga medis. Ibu dan bapak tak perlu cemas dan khawatir, sebab kami akan mengerahkan tenaga kami semaksimal mungkin ”
Mertua : “Memang cucu saya itu sakit apa bu Bidan??”
Bidan : “Cucu ibu tidak terkena penyakit , hanya kondisinya saja lemah. Sepertinya ibu Nola kurang berolah raga Dan makanan bernutrisi”
Suami : “Istri saya kurang suka makan sayur Bu,,, Dan Ibu melarang makan ikan katanya nanti sisikan. Kalau olahraga, saya memang melarangnya bu,, karna kehamilan yang pertama, saya tidak ingin sampai anak saya kenapa-kenapa”
Mertua : “Iya Bu Bidan, Kalau makan ikan nanti anaknya sisikan seperti tetangga saya”
Bidan : “Ibu,,, Bapak,,, itu adalah asumsi yang sangat salah. IKan itu sangat bagus untuk prosen perkembangan janin. Karena kandungan proteinnya sangat tinggi. Tetangga ibu yang anaknya sisikan itu bukan pengaruh dari ikan. Bapak,, olahraga itu sangat baik untuk ibu hamil… senam ringan untuk ibu hamil itu tidak mengganggu. Mala sangat bagus untuk perkembangan ibu dan janin”
Mertua : “O… gitu ya Bu,,,, Saya tidak tau sih.. saya mengerti sekarang Bu”
Bidan : “Kalau begitu, Apakah ibu dan bapak setuju apabila untuk beberapa hari ini anak ibu dan bapak kita rawat di Rumah sakit ini”
Suami : “Saya sangat setuju BU”
Ibu Nola : “Kalau itu yang terbaik,, saya setuju bu Bidan yang Penting anak saya selamat”
Mertua : “Iya Bu Bidan cucu saya bidan,,, cucu saya sehat”
Bidan : “Tenang saja Pak,, Bu,, kami akan membantu semaksimal mungkin”
Kemudian sang Bidan, perawat, dokter , Dokter gizi dan Tenaga medis lain berkolaborasi merawat bayi tersebut. Dan beberapa hari kemudian, Bayi ibu Nola menjadi sehat.
Bidan : “Selamat pagi Bu.. Nola Hari ini ada kabar Gembira,,,, Bayi ibu sudah sehat jadi, hari ini dapat dibawa pulang. ”
Ibu Nola : “Alhamdullilllah…,bu Bidan, Trimakasih bu Bidan ,, Semua ini berkat bantuan Bu Bidan”
Suami : “Benar, Terima kasih sekali Bu BIdan.”
Bidan : “Ini bukan karena saya saja bu,,, pak,,, tetapi bantuan dari tenaga medis lain juga”
Hari itu juga ibu Nola dan suaminya beserta Bidan Pulang. Kemudian sang suami dan Bidan melakukan Pembayaran Rumah sakit
Bidan : “Sus , Berapa Biaya Rumah sakit nya?”
Perawat 3 : “ Ibu dan anak dilakukan perawatan selama 5 hari , karena ada kartu ASKES, jadi hanya Rp.1.500.000 Bu bidan”
Setelah itu Sang suami membayar biaya Rumah sakit. Sebelumnya Dokter memberikan sebuah resep obat untuk sang ibu. Kemudian sang Suami menebus Obat tersebut diRumah sakit tersebut di bagian obat-obatan
Suami : “Sus, ini ada resep dari Dokter. Saya mau menebusnya”
Perawat 4 : “iya Pak,, Sebentar saya ambilkan.”
Beberapa menit kemudian,
Perawat 4 : “ini pak obatnya,,,”
Suami : “Terima kasih Suster,,,,”
Perawat 4 : “Sama-sama pak….”
Akhirnya Bayi ibu Nola di bawa pulang. Semuanya karena kerjasama Bidan dan tenaga kesehatan lainnya sehingga, dapat terbentuk kerjasama yang baik. Ibu Nola, Suami dan mertua juga jadi mengerti bahwa, lebih aman dan baik jika melakukan persalinan dengan bantuan Bidan.
The End
Suami : (Tok…tok…tok) “mbah…….!!!!!! Tolong istri saya mau melahirkan mbah….. …. Cepat mbah,,,,cepat”( sang suami memanggil Dukun dengan panik)
Dukun : “Oh….cepat, cepat ,,,, cepat ! bawa kesini….”
Dukun itupun segera menangani sang istri akan tetapi sang dukun tidak sanggup menolongnya, karena sang Dukun mengetahui bahwa Sang istri tersebut akan melahirkan sungsang. Kemudian sang dukun meminta sang suami memanggil bidan desa . Kemudian sang suami pergi kerumah bidan yang rumahnya agak dekat dari rumah dukun .
Dukun : “Maaf pak…, saya tidak bisa menolong istri bapak karena ini sungsang…”
Suami : “Terus bagaimana mbah…???”
Dukun : “Cepat panggil bidan…cepat….cepat….”(dengan panik…)
Ibu Partus : “a…..a….a…..”(menjerit-jerit kesakitan….)
Dukun : “Sabar nak……….”
Beberapa menit kemudian Sang suami datang bersama Bu Bidan .
Dukun : “Bu Bidan Janin pada ibu ini sungsang, ini anak pertama…. Saya tidak sanggup bu….”(Sang dukun cepat-cepat berkata kepada sang bidan dengan keadaan panik)
Bidan : “iya mbah… tenang ,,,jangan terlalu panik ”
Kemudian sang Bidan memeriksa ibu Partus tersebut dan memasang infus.
Bidan : “ini anak pertama, Jadi bukan wewenang saya,,,, sebaiknya ibu Nola kita Rujuk ke Rumah sakit …ayo cepat-cepat bawa ke mobil…..”
Mereka pun Bergegas membawa ibu Nola ke Rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, sang perawat membantu Bidan tersebut…
Perawat1 : “Ayo bu,,, mari…. Kita bawa keruang Martenitas…”
Perawat2 : “Sebelah sini bu,,,,, mari bu”
Bidan : “iya sus, Terima kasih”
Lalu Bidan dan perawat tersebut membawa ibu Nola ke ruang bersalin. Kemudian sang Bidan memberikan rujukannya kepada Dokter…
Bidan : “Dok, ibu ini melahirkan secara sungsang. Karena anak pertama, saya tidak ingin mengambil resiko dan lagi ini bukan wewenang saya.”
Dokter : “Kalau begitu siapkan semua peralatan operasi , kita akan melakukan Seksia Sesario ”
Kemudian, Bidan, Perawat dan dokter melakukan kolaborasi membantu ibu partus tersebut. Setelah beberapa jam kemudian, Operasi berjalan dengan lancar.
Dokter : “Ini bu Bidan,, tolong bersihkan bayi ini.”
Sang Bidan membersihkan bayi tersebut dan memberikan kepada sang Perawat Karena keadaan bayi yang sangat lemah, bayi tersebut dibawa keruang intensif dan dimasukkan ke dalam incubator.
Karena keadaan bayi yang lemah , Bidan , Perawat dan Dokter mendiskusikan masalah tersebut.
Perawat1 : “ Keadaan bayi tersebut lemah Dok,”
Bidan : “ Iya benar bayi tersebut sangat lemah…. Sepertinya , asupan Nutrisinya kurang”
Dokter : “ hmmmm, benar sekali melihat tanda-tanda pada saat lahir tadi tangisannya tidak reflek menunjukkan bayi tersebut mengalami sedikit gangguan .Berarti kita harus melibatkan juga Dokter Ahli Gizi untuk menangani hal ini…. ”
Perawat2 : “Nanti saya akan memanggi Dokter Farida untuk menangani masalah ini”
Beberapa menit kemudian, Perawat dan Dokter Farida Datang .
Dokter Farida : “ apa ini masalah bayi ibu Nola?”
Bidan : “ Benar Dok.”
Dokter Farida : “Tadi sebelum kesini, saya sempat memeriksa bayi tersebut. Bayi itu benar-benar sangat lemah.”
Dokter : “Bagaimana tindakan kita selanjutnya?”
Dokter Farida : “ Saya rasa bayi tersebut harus kita rawat untuk beberapa hari sampai keadaannya putih. Sepertinya bayi ini kekurangan asupan nutrisi , mingkin pada saat hamil ibu tersebut kurang makan sayur mayor dan protein”
Perawat 1 : “iya Dok, berat badannya juga menurun”
Bidan : “Saya juga sependapat. Kalau begitu saya akan beritahukan hal ini kepada pihak keluarga agar tidak terlalu cemas dengan hal ini”
Kemudian sang bidan menuju ke ruang ibu nifas. Disana ada beberapa kerabat yang menjenguk ibu nola.
Bidan : “Selamat sore bu,, Bagaimana keadaannya sekarang ??”
Ibu Nola : “Alhamdullillah sudah lebih baik Bu, Bidan”
Tiba-tiba sang suami dan mertua bertanya
Suami : “Kenapa anak saya di ruang incubator bu Bidan???”
Mertua : “Iya Bu Bidan. Apa ada masalah dengan cucu saya??”
Bidan : “Begini , Bu, pak… bayi ibu dan bapak kondisinya sangat lemah jadi untuk sementara waktu, harus dirawat untuk ditangani tenaga medis. Ibu dan bapak tak perlu cemas dan khawatir, sebab kami akan mengerahkan tenaga kami semaksimal mungkin ”
Mertua : “Memang cucu saya itu sakit apa bu Bidan??”
Bidan : “Cucu ibu tidak terkena penyakit , hanya kondisinya saja lemah. Sepertinya ibu Nola kurang berolah raga Dan makanan bernutrisi”
Suami : “Istri saya kurang suka makan sayur Bu,,, Dan Ibu melarang makan ikan katanya nanti sisikan. Kalau olahraga, saya memang melarangnya bu,, karna kehamilan yang pertama, saya tidak ingin sampai anak saya kenapa-kenapa”
Mertua : “Iya Bu Bidan, Kalau makan ikan nanti anaknya sisikan seperti tetangga saya”
Bidan : “Ibu,,, Bapak,,, itu adalah asumsi yang sangat salah. IKan itu sangat bagus untuk prosen perkembangan janin. Karena kandungan proteinnya sangat tinggi. Tetangga ibu yang anaknya sisikan itu bukan pengaruh dari ikan. Bapak,, olahraga itu sangat baik untuk ibu hamil… senam ringan untuk ibu hamil itu tidak mengganggu. Mala sangat bagus untuk perkembangan ibu dan janin”
Mertua : “O… gitu ya Bu,,,, Saya tidak tau sih.. saya mengerti sekarang Bu”
Bidan : “Kalau begitu, Apakah ibu dan bapak setuju apabila untuk beberapa hari ini anak ibu dan bapak kita rawat di Rumah sakit ini”
Suami : “Saya sangat setuju BU”
Ibu Nola : “Kalau itu yang terbaik,, saya setuju bu Bidan yang Penting anak saya selamat”
Mertua : “Iya Bu Bidan cucu saya bidan,,, cucu saya sehat”
Bidan : “Tenang saja Pak,, Bu,, kami akan membantu semaksimal mungkin”
Kemudian sang Bidan, perawat, dokter , Dokter gizi dan Tenaga medis lain berkolaborasi merawat bayi tersebut. Dan beberapa hari kemudian, Bayi ibu Nola menjadi sehat.
Bidan : “Selamat pagi Bu.. Nola Hari ini ada kabar Gembira,,,, Bayi ibu sudah sehat jadi, hari ini dapat dibawa pulang. ”
Ibu Nola : “Alhamdullilllah…,bu Bidan, Trimakasih bu Bidan ,, Semua ini berkat bantuan Bu Bidan”
Suami : “Benar, Terima kasih sekali Bu BIdan.”
Bidan : “Ini bukan karena saya saja bu,,, pak,,, tetapi bantuan dari tenaga medis lain juga”
Hari itu juga ibu Nola dan suaminya beserta Bidan Pulang. Kemudian sang suami dan Bidan melakukan Pembayaran Rumah sakit
Bidan : “Sus , Berapa Biaya Rumah sakit nya?”
Perawat 3 : “ Ibu dan anak dilakukan perawatan selama 5 hari , karena ada kartu ASKES, jadi hanya Rp.1.500.000 Bu bidan”
Setelah itu Sang suami membayar biaya Rumah sakit. Sebelumnya Dokter memberikan sebuah resep obat untuk sang ibu. Kemudian sang Suami menebus Obat tersebut diRumah sakit tersebut di bagian obat-obatan
Suami : “Sus, ini ada resep dari Dokter. Saya mau menebusnya”
Perawat 4 : “iya Pak,, Sebentar saya ambilkan.”
Beberapa menit kemudian,
Perawat 4 : “ini pak obatnya,,,”
Suami : “Terima kasih Suster,,,,”
Perawat 4 : “Sama-sama pak….”
Akhirnya Bayi ibu Nola di bawa pulang. Semuanya karena kerjasama Bidan dan tenaga kesehatan lainnya sehingga, dapat terbentuk kerjasama yang baik. Ibu Nola, Suami dan mertua juga jadi mengerti bahwa, lebih aman dan baik jika melakukan persalinan dengan bantuan Bidan.
The End
Langganan:
Komentar (Atom)




