ADEGAN 1
Di rumah
Vina saat kerja kelompok
Lusy : “eh,
kamu denger gak kataya hari minggu kemarin salah seorang teman kita, Fira
Andayani mengalami kecelakaan saat pulang dari olahraga pagi di stadion”
Lili : “iya
aku denger kok nina pasti sedih karena sekarang gak ada lagi orang yang
dikaguminya disekolah kita juga kan satu kelompok sama dia”
Lusy : “atau
mungkin diam-diam dia ada disekeliling kita roh Fira gentayagan! Fira kan mati
kecelakaan, pasti arwahnya penasaran” (semua teman langsung melotot kepadanya)
Vina “
“jangan sembarangan kalo ngomong!” (menghardik)
Lily :” lho
akukan Cuma mengatakan apa adanya kok. Fira kan memang kecelakaan pasti
arwahnya gentayangan”
Vina : “ iya
jadi arwah penasaran dan nakutin-nakutin kamu!”
(Lily Cuma
menjulurkan lidahnya cuek lalu Lusy membela)
Lusy :
“kalaupun ada yang melihat arwah Fira, pasti Nina orangnya. Cuma Nina kan yang
punya kemampuan melihat hantu!” (tertawa cekikan dengan Lily)
(Nina yang
beru datang hanya diam)
Aku :
“jangan hiraukan mereka Nin, mereka memang gak punya hati nurani” (menyentuh
bahunya namun ditapis oleh Nina lalu menghindar lalu hampir menangis)
Lily :
(melihat nina hampir menangis lalu berbisik-bisik ke Lusy sambil menunjuk Nina)
Aku : “apaan
sih, apa salahnya coba punya kemampuan melihat makhluk tak kasat mata”
(aku semakin
iba melihatnya lalu kudekati lagi namun Nina malah menjauh dan pindah tempat
duduk)
ADEGAN 2
Nina
Meneliti dedaunan di jembatan lalu didekati oleh Lusy dan Lily
Lily : “kamu
pasti melihatnya kan?” (dengan wajah memaksa)
(nina
gemetar aku terkejut melihatnya)
Nina :
“apa.. mak..sud kamu?” (gugup)
Aku: “ Ly,
tolong jangan menggangu Nina” (memohon namun tidak di gubris)
Lusy: “kamu
tadi menangis pasti kamu melihat Fira kan?”
(aku semakin
terkejut. Nina hampir menangis)
Aku :
“memang kenpa kalau dia bisa melihat apa itu salah?” (bela aku)
Lily : “anak
aneh” (dengan muka sinis)
Lusy: “besok
pasti dia akan menakuti-nakuti seisi kelas dengan berteriak-teriak bahwa hantu
Fira gentayangan siang-siang begini” (tertwa mengejek bersama Lily)
(Nina hanya
diam sambil membuka bukunya)
ADEGAN 3
Di dekat
jembatan duduk menunggu yang lain
Vina : “Nina
belum datang ya?” (mengambil minuman)
Lily :
“belum tuh, eh sekarang aneh ya dia selalu tampak ketakutan lalu tiap pulang
sekolah selalu buru-buru”
(dengan muka
sinis lalu tertawa bersama Lusy. Vina hanya menggeleng)
Aku : “iya
aku jga memanggilnya selalu tidak dihiraukannya padahal aku hanya berniat
membantunya” (dengan muka sedih)
Lusy : “dia
suka bicara sama tembok, lalu berteriak histeris anak aneh”
(Nina datang
aku menegurnya namun dia berpaling)
ADEGAN 4
Lusy : “hey
paranormal! Kamu sudah melihat Fira kan”
Nina : “apa
maksud kamu?” (gugup, gemetar )
Lily : “
enggak perlu dijelasin kan? Sudah 2 hari Fira meninggal, pasti kamu sering
melihatnya atau jangan-jangan kamu sudah sering mengobrol dengannya?” (tertawa
cekikan bersama Lusy)
Nina “tidak,
Fira sudah tenang di alamnya, dia tidak ada disini..”
Lusy : “apa
buktinya kalau dia sudah tenang? Kenapa kamu selalu terburu-buru setiap pulang
kerja kelompok kalu tidak ada yang mengejarmu” (dengan muka sinis)
Lily: “kamu
sudah mulai normal ya? Sudah tidak kesurupan lagi?” (sambil mengjek)
Nina : Aku
memang normal!!” (setengah teriak)
Lusy :
“buktikan kalau normal, kamu tau disana ada rumah yang katanya berhantu coba
kamu diam disana sampai kita selesai kerja kelompok tugas kamu biar kami yang
kerjakan gimana?” (tersenyu sinis)
(Nina menyanggupinya
dan Lusy serta Lily tersenyum puas)
ADEGAN 5
(tubuh Nina
gemetar menuju rumah tua itu. Aku kasihan melihatnya lalu mengikutinya)
Aku : “Nina
lebih baik kamu pulang tidak ada gunanya kamu meladeni tantangan mereka”
(memohon)
Nina : (tertunduk
lalu menggeleng)
Aku :” kalu
begitu aku akan menemanimu. Kita hadapi berdua”
Nina :
(mengangkat wajahnya lalu menggeleng keras-keras) “tidak! Pergilah! Pergi
saja..” (meninggalkan aku)
Aku : “Nina
tunggu..!” (mengejar)
(aku
terhenti mersa atmosfer rumah tua itu tidak enak)
Aku :
“Nina...” (tak ada sahutan)
(melihat
Nina terduduk lalu mendekat. Nina sangat terkejut matanya terbelalak pucat
seperti melihat sesuatu)
Aku : “Nina,
sebaiknya kita pulang saja. Percuma meneruskan tantagan konyol ini. Mereka
hanya menggertakmu, jangan biarkan dirimu tersiksa” (membujuk)
(Nina
menggeleng denga keras mundur beberapa langkah)
Aku :
“Nina...”
Nina :
“Pergilah jangan ganggu aku... biarkan aku sendiri!!”
Aku : “ aku
hanya ingin membantumu biarkan aku menemanimu supaya kamu tau bahwa kamu masih
memiliki teman baik” (membujuk)
Nina:
“tidak!! Biarkan aku sendiri..!!!” (berteriak)
Aku : “Nina
aku tau kita duduk satu bangku tapi kamu tak pernah membagi bebanmu kepadaku,
aku hanya mau membantu mungkin aku selama ini tak pernah perduli tapi aku akan
menemanimu. Aku tau kamu ketakutan kamu ingin disebut normal” (berusaha
membujuk)
Nina :
“tidak...! aku tidak mau kamu disini...! pergi..” (berteriak ketakukan semakin
mundur air matanya bercucuran)
Aku :
“Nina...apa kamu bisa melihat... (
melihat sekeliling lalu melihat bayangan yang mengerikan) nina..aku..”
Nina:
(berteriak histeris) pergilah..! aku mohon Fir.. pergi tinggalkan aku sendiri!
Jangan gangggu aku lagi Fira, kamu sudah seharusnya tenang di alam sana..!
jangan ikuti aku terus..! pergi!” (menangis histeris)
(aku melihat
bayangnku dicermin dan terkejut. Nina meringkuk tersedu sambil menutupi
wajahnya gemetar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar