Senin, 30 Mei 2016

MAKALAH PERAN DAN MANFAAT ROBOT SURGERY

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 BAB I PENDAHULUAN 3 1.1. Latar Belakang 3 1.2. Rumusan Masalah 3 1.3. Tujuan 3 BAB II PEMBAHASAN 4 2.1. Sejarah Robot Surgery 4 2.2. Peran Robot Surgery 6 2.3. Keuntungan Dan Kelebihan Robot Surgery 11 2.4. Penerapan Robot Surgery Di Indonesia 12 BAB III PENUTUP 13 3.1. Kesimpulan 13 3.2. Saran 13 DAFTAR PUSTAKA 14 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERAN DAN MANFAAT ROBOT SURGERY” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Aplikasi IT”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami dan mengetahui bagaimanakah sebenarnya Peran Dan Manfaat Robot Surgery. Semoga makalah ini dapat berguna untuk para pembaca pada umumnya dan untuk penulis pada khususnya. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Yogyakarta, 25 April 2016 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Robotic Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran bedah yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan. Walaupun bersifat robotic yang dilengkapi komputer, sistem ini tidak dapat mengambil keputusan sendiri dalam pembedahan, jadi dokter ahli masih berperan dalam tindakan operasinya. Meningkatnya kasus bedah dengan berbagai kasus telah memicu peningkatan penelitian dibidang robotika medis. Robotika adalah tren terbaru dalam operasi yang menurunkan komplikasi pasca operasi dibandingkan dengan operasi konvensional. Ahli bedah dimasa depan akan dibantu robot dengan kemampuan pengenalan isyarat sehingga dapat menampilkan gambar-gambar medis saat melakukan operasi atau berperan sebagai perawat pendamping. Pengembangan teknologi ini diharapkan dapat mengurangi durasi saat pembedahan dan meminimalisir potensi infeksi. Teknologi ini menggunakan sebuah sistem yang menggunakan kamera dan algoritme khusus untuk mengenali isyarat tangan sebagai perintah bagi komputer atau robot. Dengan begitu, ahli bedah dapat melihat gambar dan rekaman medis selama melakukan operasi tanpa harus meninggalkan operasi dan menyentuh keyboard atau mouse komputer yang bisa menambah waktu operasi juga meningkatkan resiko penyebaran bakteri penyebab infeksi. (Allan P Kypson, 2003) 1.2. Rumusan Masalah Bagaimanan peran teknologi robot surgery dalam pembedahan? 1.3. Tujuan Untuk mengetahui manfaat robot dalam pembedahan BAB II PEMBAHASAN 2.1. Sejarah Robot Surgery Pada awal tahun 1990an di Santa Barbara California Robotic Cardiac Surgery digunakan sebagai metode untuk melakukan operasi pada jantung mulai dikembangkan dengan nama Minimal Invasif Cardio Artery Bypass (MIDCAB). Namun seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran maka dikembangkanlah program rebotic mitral dengan sistem telemanipulation da vinci. Sistem ini memungkinkan ahli bedah untuk melakukan operasi pada katup mitral melalui sayatan kecil, dibandingkan dengan sternotomy tradisional. (Allan P Kypson; 2003) Sebuah tinjauan pembedahan dengan meminimalkan tindakan invasif menggunakan robotic surgery menjelaskan bahwa tren terbaru dalam perkembangan medis robotika adalah untuk operasi jaringan lunak dimana tindakan invasif diminimalisir. Salah satu contoh penelitian yang dilakukan oleh “Yang” dkk di Imperial College London yang melihat peningkatan penggunaan operasi dengan robot yang berfokus untuk memperoleh kedalaman jaringan dan deformitas selama dilakukan operasi oleh robot. (G.Dogangil ; B L Davies and Rodriquest, 2009). Gambar 1. Robot Da vinci Para peneliti di Carnegie Mellon University telah mengembangkan perangkat genggam robot untuk micro yang dikenal sebagai Micron. Konsep dibalik micron adalah untuk mengukur gerakan tangan dokter bedah, memisahkan getaran dan lainnya dari gerakan lain yang tidak diinginkan atau tidak disengaja oleh dokter. Kesimpulannya bahwa ketika robot bergerak didekat pasien tidak akan membahayakan pasien/gerakan robot pada tindakan operasi aman bagi pasien. John Hopkins University mengemukakan tentang robot yang bertindak sebagai asisten, dimana ahli bedah dan robot secara bersamaan bertindak pada salah satu alat. Manfaatnya adalah adanya umpan balik yang diberikan kepada operator, sehingga mengurangi kesalahan posisi dan mengurangi tremor. Penelitian di Jepang mengembangkan sebuah master yang membantu robot (robot mikro) untuk bedah saraf, reseksi pada daerah otak. Robot mikro ini memiliki dua tang, masing-masing memiliki 1 DOF untuk membengkokkan dan 1 DOF untuk menggenggam. Sistem ini digunakan untuk jahitan dan menghilangkan tumor di otak. Untuk mengevaluasi efektivitas sistem ini, dilakukan uji coba pada 10 tikus dengan jahitan operasi pada arteri karotis dan hasilnya setelah dijahit aliran darah menjadi lancar. Menurut Meadows,Michelle dalam “Robots Lend a Helping Hand to Surgeons” menjelaskan bahwa robot adalah sebagai pembantu dalam melaksanakan operasi. Dalam perkembangannya robot menjadi asisten untuk tindakan operasi besar dengan membantu gerakan dari endoscopy dengan jenis operasi minimal invasif. Dengan demikian dapat menurunkan kejadian trauma dan nyeri pada pasien. Meadows, Michele juga menyebutkan bahwa ada dua robot yang sudah diterima di Amerika yaitu yang pertama “The Da Vinci Surgical System” buatan dari Intuitive Surgical, inc. Sunnyvale, California diperkenalkan pada Juli tahun 2000, dimana robot ini digunakan pada teknik bedah lanjutan yang berfungsi untuk memotong dan menjahit. Sedangkan robot yang kedua adalah “The Zeus Robotic Surgical System” buatan dari Computer Motion, inc of Goleta, California. Robot ini berfungsi untuk memegang, menahan pada saat pembedahan serta membersihkan dan mempertahankan stabilitas selama pembedahan laparascopic dan thoracoscopic. Schueller,Gretel., dalam jurnal agriculture dengan judul “Remote Control Surgery” menuliskan bahwa di London ada jenis robot yang digunakan untuk operasi dengan Three Spidery Robotic Arms, masing-masing dengan panjang 0.9 meter (3 feet). Teknologi baru dengan operasi yang aman, mengurangi perdarahan dan nyeri. Dr.Douglas kepala bedah jantung invasif London mengatakan bahwa robotic ini sangat mempercepat waktu operasi dan pengobatan. (Schueller,Gretel H, 2000) Weir Kirsten dalam jurnalnya Robo Doc juga menyebutkan bahwa mesin robotic da Vinci sering digunakan pada pasien dengan operasi laparascopi dimana robot ini berfungsi untuk menjahit luka operasi.(Weir Kirsten 2004 ) Robot dengan sensor komputer (ROBOCAST) yang terintegrasi dan dapat membantu operasi dan terapi merupakan projek penelitian (FP7-TIK-2007-215190) yang didanai oleh Uni Eropa dalam tujuh bidang teknologi informasi dan komunikasi. Proyeknya berfokus pada robot dan kecangihan robot membantu bedah saraf (biopsi tumor). Tujuannya adalah untuk dapat membantu ahli bedah dengan sistem robot yang dikendalikan dengan kecerdasan yang tinggi mengontrol HCL, mampu mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi pembedahan dari gambar melalui sensor. HCL akan mengitegrasikan keadaan pra operasi dan intra operasi mengenai data dan pengukuran lainnya. Melalui sensor dapat dilaporkan status pasien saat ini. Svitil.kathy A dalam jurnalnya mengenai teknologi bedah robot mengatakan bahwa Robot bisa membantu menginsisi karena masing-masing memiliki tangan dan menurunkan trauma akibat pembedahan. (Svitil.Kathy A, 2000). Inovasi pada teknologi pembedahan sangat penting terutama dalam pelayanan praktek atau klinis. Inovasi pada bagian dibagian bedah harus memperhatikan evidance based agat tidak terjadi kesalahan-kesalahan. Perubahan sebaiknya memiliki proteksi terhadap pasien. Selama kurang lebih 30 tahun medikal bedah sudah memperbaiki kualitas pelayanan kepada pasien.(Jeffrey S. Barkun dkk, 2009l) 2.2. Peran Robot Surgery Allan P.Kypson dalam jurnal Robotic Cardiac Surgery (2003) merangkum beberapa peran robotic bedah : 1. Mata dan THT Operasi mata dan THT membutuhkan sensitifitas yang sangat kompleks yang dimanipulasi dengan membatasi jumlah kerja manusia.Misalnya pada operasi retina membutuhkan prosedur yang sulit.Untuk mengatasi keterbatasan dan menghindari resiko yang besar pada pelaksanaan pembedahan maka dikembangkanlah sistem robotika. Salah satu sistem robot untuk bedah mata yang pertama adalah yang dikembangkan di Northwestern University. Robot ini dirancang untuk melakukan entry ponit dalam sklera. Manipulator adalah robot paralel, yang dirancang berdasarkan variasi dan platform dalam sklera. 2. Bedah Saraf Bedah saraf dengan menggunakan gambar dipandu dengan teknik frame stereotactic yang melekat pada tengkorak dan tetap terpasang selama operasi. Hubungan antara frame dan lesi diamati pada salah satu gambar yang dapat memandu ahli bedah untuk menempatkan instrumen dalam otak. Salah satu hal yang penting pada operasi bedah saraf adalah bergesernya otak selama tindakan pembedahan. Hal ini membutuhkan robot manipulator yang kompatibel dalam membantu pelaksanaan operasi. 3. Pencernaan dan operasi kolorektal Prosedur pembedahan pada sistem gastrointestinal sebagian besar dibantu oleh robot. 4. Operasi Urologi Urologi adalah salah satu spesialisasi bedah yang menggunakan robot, bahkan dengan menggunakan robot dapat memberikan petunjuk kepada dokter tentang kondisi pasien. 5. Jantung dan bedah thoraks Pada operasi jantung yang membutuhkan bedah thoraks, robot bekerja minimal karena memerlukan ketangkasan dan ketrampilan untuk melakukan bedah toraks. Kerja robot mengikuti epikardium, melakukan suntikan intramiokardial dibawah kendali langsung oleh ahli bedah, yang menghambat terjadinya infark miokard lebih lanjut. Pada kasus-kasus operasi terbuka yang sekarang menggunakan instrumen dari baja, untuk meregangkan iga dapat lebih halus apabila dilakukan dengan robot, gerakan umpan balik yang terkendali dapat dilakukan dibandingkan dengan memakai tangan manusia. Tabel 1. Deskripsi Peran dan Manfaat Robot dalam Pembedahan Peneliti Judul Hasil Measdows,Michelle (2005) Computer-Assisted Surgery : An Update Penggunaan robot yang dikendalikan sistem komputerisasi dalam pembedahan membantu ahli bedah dalam tugas, terutama pada saat melakukan insisi. W. Randolp mengatakan bahwa apabila tidak dibantu dengan sistem komputerisasi dalam hal ini pengoperasian robot maka mempengaruhi waktu sembuh, dimana akan lebih lama, dan waktu insisi juga lama. Pasien merasakan tidak terlalu nyeri dan perdarahan minimal. Allan P.Kypson (2003) Robotic Cardiac Surgery Robot mengerjakan tindakan pembedahan dengan waktu yang tepat. Pada pelaksanaannya terdapat perbaikan waktu yang signifikan pada 19 pasien yang dioperasi dari 1.5 jam turun menjadi 1.0 sampai 0.6 jam untuk masing-masing pasien. Selain itu kecepatan terhadap tindakan menjepit dan memotong pada kasus bedah jantung menjadi signifikan dari 5.1 jam menjadi 4.4 jam pada kelompok kedua. Untuk lama rawat dirumah sakit 3.8 hari. 84 % mengalami penurunan grade 3 terhadap regusgitasi mitral. Dalam seluruh tindakan pembedahan yang dilakukan tidak ada pasien yang mengalami komplikasi atau meninggal. Williams, Gurney. (2000). Shinking The Surgeon Pembedahan dengan menggunakan remote control dengan menggunakan jenis robotic Zeus buatan dari Motion Komputer, berfungsinya untuk memegang dan menahan. Dogangil.D., Davies.B.L, (2009) Evaluation and stages of surgical innovations Pada awalnya aplikasi penggunaan robot pada pembedahan hanya ditujukan pada operasi tulang karena diangap mudah. Namun seiring dengan berkembangnya berbagai riset dan pengembangan ilmu bedah maka robot mulai digunakan pada pembedahan dengan jaringan lunak. Robot dapat membantu tindakan operasi dalam hal : Operasi mata dan THT Bedah saraf Jantung dan bedah toraks Pencernaan dan kolorektal Urologi Anthony G.Galager (2004) Virtual reality training for the operating room and cardiac catheterisation laborator Diperlukan tenaga terlatih yang harus di training untuk menghindari kesalahan pada tindakan termasuk teknik dan ketampilan menggunakan alat-alat khususnya pada tindakan kateterisasi jantung Michelle,Meadows (2002) Robots lend a helping hand to surgeons Ada 2 jenis robot yang dikembangkan : - The davinci Surgical System untuk bedah lanjutan - The Zeus Robotic surgical system Melakukan operasi dengan bimbingan video dan digerakan oleh robot yang menggunakan kamera Schueller,Gretel H (2000) Remote control Surgery Teknologi pembedahan dengan menggunakan remote controle pada pengoperasian alat. Hal ini menurunkan perdarahan dan nyeri Weir Kirsten (2004) Robo Doc Pada sterilisasi ruangan operasi, robot bertindak sebagai asisten. Momi.E.D., and Ferigno. (2009) Robotic and artificial intelligence for keyhole neurosurgery : the ROBOCAST project, a multi-modal autonomous path planner Bebrapa prinsip yang mendasari robot dan sensor yang membantu operasi : - Keamanan dari pasien dan yang menggunakan, kurangnay informasi akan menyebabkan kesalahan pada interpretasi selama pelaksanan operasi - Obstruksi yang banyak - Fungsi dominan ruang operasi - Keterbatasan instrumen - Kurang koordinasi dengan instrumens lain Svitil Kathy (2000) Robotic Surgery Robot berfungsi untuk melakukan tindakan insisi karena dilengkapi dengan tangan yang kecil pada luka kecil dan trauma Kemajuan teknologi dengan menggunakan robot sebagai asisten dokter bedah bahkan sebagai dokter, sebenarnya adalah untuk meminimalkan tindakan invasif, sehingga kompilkasi dan resiko akibat pembedahan dapat dikurangi. walaupun bersifat robotika namun dilengkapi dengan komputer yang mengontrol gerakan –gerakan dan memerintah robot yang dikendalikan oleh seorang dokter bedah. Karena harga dari mesin ini sangat mahal dan tentunya harga jualnya juga mahal. Penggunaan robot ini bisa terealisasi dengan dukungan dana, selain itu persiapan ketrampilan teknis dan sumber daya yang memadai serta dukungan pemerintah. Selain itu perawat juga harus dilibatkan pada penggunaan alat ini. 2.3. Keuntungan Dan Kelebihan Robot Surgery Keuntungan utama dari robotic surgery adalah : • lebih signifikan • Sayatan yang lebih kecil • Mengurangi kehilangan darah • Waktu penyembuhan lebih cepat, mempersingkat lama rawat paska operasi • Angka kesakitan lebih rendah • kepuasan terhadap hasil operasi lebih tinggi Keuntungan lainnya dibandingkan dengan manipulasi biasa adalah perbesaran tiga dimensi dan lebih ergonomis. Penggunaan robot juga meminimalisasi gangguan pembedahan akibat getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka. Kekurangan dari bedah robotik • faktor pembatas utama yang pengerdilan perkembangan bedah robotik adalah bahwa " latency " yang merupakan waktu tunda antara instruksi yang dikeluarkan oleh ahli bedah dan gerakan robot yang merespon instruksi . Dengan tingkat teknologi saat ini , ahli bedah harus berada dalam jarak dekat . • Teknologi Robotic sangat mahal baik dari segi biaya modal , serta biaya berjalan dan akan memerlukan pelatihan personil khusus untuk benar memperbaiki dan perawatan untuk itu beban-beban tersebut jauh lebih besar daripada tabungan yang diperoleh pada saat ini 2.4. Penerapan Robot Surgery Di Indonesia POSTED BY BUNDAMEDIK HEALTHCARE SYSTEM | 08:14 CATEGORIES: ARTIKEL_ROBOTIC Dalam waktu dua tahun, sebanyak 100 pasien pertama telah ditangani dengan bedah robotik di Indonesia. Koordinator Advanced Robotic and Minimally Invasive Surgery (ARMIS) Rumah Sakit Bunda Jakarta, dr. Sita Ayu Arumi mengatakan, bedah robotik hingga saat ini telah banyak menangani operasi mioma uteri dan kista. "Paling banyak miom dan kista karena orang-orang kenalnya Rumah Sakit Bunda itu kan untuk ibu dan anak. Padahal kita ada rumah sakit umum. Bisa tangani bedah usus, urologi, dan banyak lagi," ujar Sita. Bedah robotik merupakan teknologi pembedahan menggunakan tangan robot yang menjadi kepanjangan tangan dokter bedah. Jadi, seorang dokter bedah yang mengontrol atau mengoperasikan langsung robot tersebut. Menurut Sita, hampir semua operasi bisa dilakukan dengan bedah robotik, kecuali operasi persalinan caesar. Ia mengatakan, dengan bedah robotik luka sayatan pada pasien sangat kecil. Dalam metode ini, alat bedah yang sangat kecil dimasukkan ke dalam perut pasien melalui pusar dan dihubungkan ke dokter bedah dari serat fiber optic ke surgeon consule (simulator). "Dengan luka sayatan yang lebih kecil akan menguntungkan untuk pasien. Risiko infeksi akan lebih kecil dan pasien lebih cepat pulih sehingga masa rawat inap tidak lama," terang Sita yang merupakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi ini. Alat bedah robotik yang bernama "Da Vinci Surgery" itu memang baru ada satu di Indonesia. Bedah robotik dimulai pertama kali di Indonesia tahun 2012. Hingga saat ini sekitar 10 dokter telah mampu mengoperasikan robot tersebut BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Robotic Surgery adalah bentuk dari pengembangan teknologi kedokteran yang menggunakan sistem robot untuk membantu prosedur pembedahan. Robot dapat membantu tindakan operasi seperti : Operasi Mata dan THT, bedah saraf, jantung dan bedah toraks, pencernaan dan kolorektal, operasi urologi .Beberapa keuntungan utama dari operasi dengan robot adalah lebih presisi, sayatan lebih kecil, mengurangi banyaknya perdarahan, waktu penyembuhan luka operasi lebih cepat, mempersingkat lama rawat pasca operasi, angka kesakitan lebih rendah, kepuasan terhadap hasil operasi lebih tinggi, keuntungan lain juga adalah meminimalisir gangguan pembedahan akibat getaran tangan dokter saat membedah atau menjahit untuk menutup luka. Sedangkan peranan robot sendiri dapat menjadi dokter bedah ataupun hanya sekedar membantu (asisten) dokter bedah. 3.2. Saran di negara kita Indonesia penggunaan robot sebagai dokter ataupun sebagai asisten dokter bedah masih minimal, ini disadari bahwa negara kita adalah masih negara berkembang terhadap teknologi kedokteran bedah dengan menggunakan robot, namun demikian beberapa Rumah Sakit yang ada di Indonesia yang telah menggunakan teknologi ini, kiranya dapat mengembangkan bahkan memberi bukti keuntungan dan peran robot pada rumah sakit lain. Gambar 2. Berbagai robot yang digunakan dalam pembedahan DAFTAR PUSTAKA Barkun.J., Aronson.J.K.,Feldman.L.S., Maddem.G.J., Strasberg.S.M. (2009).Evaluation and stages of surgical innovations,TheLancet.Vol 374 september 26,2009. Dogangil. G., Davies.B.L., Baena.F.R. (2009) A review of medical robotics for minimally invasive soft tissue surgery. Journal Engineering in Medicine. Italy. Gallagher.A.G.,Cates.C.U., (2004) Virtual reality training for the operating room and cardiac catheterisation laboratory. ProQuest Biology Journals 3664,9444; Pg 1538. Hemingway.P., Brereton.N. (2009). What is a Systematic review?. Second Edition evidence based medicine.UK. Kypson.A.P.,Nifong.W., Chitwood R.W.,(2003) Robotic Cardiac Surgery, Journal of Long Term Effects Of Medical Impalnts, 13(6)451-464. Meadow.M., (2005) Computer-Assisted Surgery : An Update, ProQuest Agriculture Journal Pg.16. Meadows.M. (2002) Robots lend a helping hand to surgeons, ProQuest Agriculture Journal. 36,3 pg.10. Momi.E.D., Ferrigno.G. (2009). Robotic and artificial intelligence for keyhole neurosurgery : the ROBOCAST project, a multi-modal autonomous path planner. Journal Engineering in Medicine. Proc.Imeche Vol 224. Italy. Svitil.K.A. (2000). Robotic Surgery.Technology Discover ;19,7 ;ProQuest pg.28. Schueller.G.H. (2000). Remote control Surgery. Science World. ProQuest Agriculture Journals Pg 18. Weir. K. (2004). Robo Doc . ProQuest Agriculture Journals pg.10 Whittemore.R., Knafl.K. (2005). The Integerative Review: Update Methodology. Methodological Issues in Nursing Research .USA. Williams, Gurney. (2000)., Shinking The Surgeon. Discover ProQuest Pg 52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar